
Seorang traveler sejati, pasti ingin mencoba keduanya, bukan? Tapi kalau kondisi travelingnya sudah bersama rombongan sirkus (baca: keluarga plus bocah-bocah yang masih rempong) tentu ada banyak sekali pertimbangan dalam memilih moda transportasi saat traveling.
Berdasarkan pengalaman pribadi, sebelum menikah kemana-mana saya selalu menggunakan kendaraan umum, baik yang jarak dekat maupun jauh. Tapi begitu punya anak, karena alasan nggak mau rempong, saya mengusahakan traveling dengan kendaraan pribadi. Entah dengan meminjam atau menyewa, ketika belum punya sendiri.
Namun ternyata, adakalanya saya terpaksa dan nekad juga membawa anak dengan kendaraan umum. Yang saya ingat pertama kali adalah membawa anak naik kereta Bandung – Jakarta ketika usianya baru 3 bulan, tanpa bersama suami. Nekad memang, tapi ternyata enjoy aja. Berikutnya, saya membawa anak kedua pindahan dari Jakarta ke Tabalong, Kalimantan Selatan menggunakan pesawat, ketika usianya 6 bulan.
Ternyata, pengalaman pergi dengan kendaraan umum ini membangkitkan semangat dan adrenalin kami sekeluarga. Sehingga bikin kami ingin coba traveling ala backpacker beberapa kali menggunakan kendaraan umum, baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak pengalaman nggak terlupakan dan sensasi tertentu dalam berkendaraan.

Saya coba ceritakan, pengalaman seru apa saja yang saya alami ketika berkendaraan umum saat family traveling:
Menunggu angkot jalan selama 3 jam, sampai tidur nyenyak
Ini pernah saya ceritakan dalam catatan travelschooling ke Bromo yang saya tulis beberapa tahun silam. Ada sensasi seru dan ujian kesabaran ketika kita harus menunggu berjam-jam di dalam kendaraan yang berhenti sembari menunggu penumpang. Mending kalau dengan AC, rasanya adem kan. Ini dengan kaca terbuka, di waktu tengah hari bolong.
Alhamdulillah anak-anak bisa melewati ini tanpa keluhan
Duduk tegak di atas kereta ekonomi dalam perjalanan malam
Kalau perjalanan malam, enaknya kan tidur ya. Tapi bagaimana bisa tidur nyenyak kalo kursi yang kita duduki posisinya tegak. Solusi yang kami pakai saat itu adalah membeli kursi tambahan untuk anak-anak menyelonjorkan kaki. Jadi kami beli 6 seats untuk berempat.
Jadi ketika duduk di kereta yang kursinya 3-3, nggak ada penumpang lain dan bisa lebih leluasa.
Menemukan perokok di bus AC Ekonomi
Siapa yang bisa marah, ketika ketemu orang yang begini? Kepinginnya sih negur, tapi yang melakukannya lebih dari satu orang. Bahkan sopirnya juga merokok, kami cuma bisa pasrah.
Disini, kesepakatan zero complain kami praktikkan. Untuk sebentar, kami coba berdamai dulu dengan keadaan.
Mandi di toilet umum
Wahahaha, ini awalnya PR banget buat saya. Tapi karena itinerary kami merencanakan dua malam dalam perjalanan bus, yang artinya kami belum booking hotel. Ya harus pasrah mandi di toilet umum. Alhamdulillah sekarang kita sudah lebih mudah menemukan toilet umum yang bersih di SPBU dan terminal.
Memang nggak sebersih toilet rumah ya. Tapi sensasi serunya itu patut dikenang.
Menahan kantuk di terminal pada waktu dini hari
Tiba di lokasi destinasi lebih cepat dari waktu perkiraan, adalah tantangan tersendiri. Yang tadinya dijadwalkan tiba jam 4 pagi, tapi karena lalulintas kelewat lancar dan kami tiba jam 2 pagi, itu seru.
Menunggu angkot di jam itu, pastinya belum ada. Untung banget kalau bisa menemukan masjid atau mushala yaa. Tapi pengalaman saya adalah menunggu di area tunggu yang terbuka, ditemani nyamuk-nyamuk iseng. Seru sih, hehehe.
Ketemu dengan orang “unik” di perjalanan
“Permisi Pak, ini kursi saya,” pinta saya kepada seorang bapak yang menduduki kursi saya dan anak-anak. Dia menjawab,”Kursi saya didudukin orang, saya gak bisa duduk.”
Dalam hati saya menggerutu. Kenapa dia nggak bilang ke orang yang salah duduk itu. Kok malah pakai kursi orang lain sembarangan.
Ini salah satu contoh aja dinamika dalam perjalanan. Belum lagi melihat orang yang makan sembarangan di kereta yang bertuliskan “dilarang makan di sini”. Pas ditegur, malah melengos dan lanjut makan. Atau orang yang senang mengobrol terus sepanjang jalan, padahal kita ingin tidur.
Ini yang menurut saya unik. Ketika kita dalam perjalanan dengan kendaraan umum, kita punya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang. Bukan hanya penumpang, tapi juga pedagang asongan, kondektur (iya, saya pernah duduk di kursi kondektur dan sepanjang jalan ngobrol dengannya) dan lain-lain.
Banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan dalam obrolan-obrolan ini. Juga meningkatkan empati kita terhadap orang lain.
Ketemu jajanan seru yang dijual pedagang asongan
Anak saya menemukan pengalaman seru yaitu mencicip satu jajanan yang belum pernah dia makan sebelumnya, ketika beli di pedagang asongan di atas bus. Makanan tersebut nggak istimewa. Tapi dalam proses refleksi bersama anak, dia menyatakan senang bisa membantu pedagang asongan melariskan dagangannya dan senang mencicip makanan tradisional baru.
Kalau saat ini, sepertinya kami akan mengurangi jajan di perjalanan kecuali kalau jajanan tersebut tidak berkemasan plastik. Kami sedang mengusahakan untuk melakukan perjalanan nol sampah.

naik kereta di Jepang
Alhamdulillah selama ini kami belum pernah menemukan hambatan yang berarti. Tentu ada ketidaknyamanan dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi, dimana kita bisa berhenti dimana saja ketika perlu. Atau bisa istirahat full ketika nggak duduk di balik kemudi.
Dalam perjalanan menggunakan kendaraan umum, kita sebetulnya bisa memilih beragam moda transportasi yang nyaman. Nggak melulu yang seadanya. Misalnya, dalam perjalanan saya dan suami ke Toraja, kami menggunakan sleeper bus yang super nyaman dan bisa tidur sepanjang malam. Juga dengan pesawat, tentunya perjalanan bareng anak-anak nggak akan menyulitkan.
Kami juga kadang menggunakan taksi ketika nggak ada pilihan kendaraan umum lain atau menggunakan jasa rental mobil. Hal ini tentu memudahkan ketika kita perlu bepergian ke tempat yang spesifik dan diantar langsung ke lokasi.

naik kendaran pribadi atau menggunakan jasa rental mobil, rasanya sama
Jaman sekarang, bepergian menggunakan transportasi umum itu bisa lebih nyaman, dengan segudang pengalaman seru yang bisa didapat. Buat saya, mengenalkan anak-anak dengan transportasi umum, merupakan salah satu latihan ketahanan dan memperluas wawasan. Biasanya usai berkendaraan umum, ada aja cerita seru yang jadi bahan diskusi kita.
Apalagi sekarang, bumi semakin panas dan kemacetan merajalela dimana-mana. Bersyukur pemerintah juga memudahkan kita dengan adanya transportasi umum semakin baik, armadanya banyak dan luas. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kita bisa mengurangi emisi yang dihasilkan ke udara dan mengurangi panas.
Tentunya ini nggak mengurangi esensi manfaat dari perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi juga. Karena dalam keseharian, lokasi rumah saya juga nggak mendukung kemudahan bertransportasi umum. Sehingga kemana-mana perlu pakai kendaraan pribadi, transportasi online atau rental mobil dahulu. Ini semata untuk efisiensi perjalanan ketika butuh waktu cepat.
Terlebih saat ini, kita bisa memiliki kemudahan untuk sewa mobil via online. Semua tersedia di telepon pintar dalam genggaman kita. Perjalanan kemana-mana menjadi lebih mudah dan nyaman, senyaman berkendaraan pribadi.
Jadi, teman-teman lebih memilih traveling pakai kendaraan umum atau pribadi? Sila share pengalamannya di kolom komen ya.
Waw… serunya satu keluarga hobi travelling semua. Ga ada yang mabuk berarti ya mba?
Aku sendiri orangnya mabuk darat, jadi agak gimana gt kalau mau jalan2 jauh, hhuu
seru banget sih bisa sekeluarga kompakan gitu, sejauh ini sih pas masih single begini kemana-mana naik angkutan umum, backpackeran banget dan terakhir ajak nyokap buat backpackeran bareng karena pengen nunjukkin kalau ‘sehemat ini loh aku kalau jalan’ eh ternyata klop juga sama nyokap hihi..
Lebih enakan kendaran pribadi kalau buat saya sih karena bisa istirahat semau kita, tapi sampe skrg kalau mau ke toilet umum suka parnoan jarang banget dapat yg bersih pas di pom bensin 😀
Iya. Naik kendaraan umum seru. Yg penting selalu siap2 sama hal gak terduga. Kalo nyaman sih lebih nyaman kendaraan pribadi atau sewa privat
Kisah yang seru nih kalau berdasarkan pengalaman pribadi. Berhubung saya mah gak punya kendaraan, ya kemana mana naik transportasi umum saja. Hehehe… Sayangnya ke Cianjur transportasi online belum sampai…
aku suka dua dua nya bun hahaah tergantung budget sih bun, dan dari kedua nya pasti ada pengalaman unik tersendiri. Tapi biasanya kalau jalan keluar negeri lebih naik trtansportasi umum sih, kalau jalan jalan di indonesia pake kendaraan pribadi hihi
Salah satu tantangan mandi di toilet umum adalah kurangnya ‘cantolan’ utk baju2..hehe.. Tapi di situlah seninya ya..hehe..
Aaah bener banget mbaaa. Akupun ngalamin dan ini yg bikin ribet bukan main
Aku selama ini selalu pakai mobil pribadi kalau pergi. Tapi semenjak anak rada gede, mulai coba transportasi umum, buat pengalaman mereka juga.
Akhir2 ini balik pakai mobil pribadi atau rental, karena punya bayi yang harus duduk di carseat. Menanti saat bisa bertransportasi umum lagi selain kereta nih 🙂
Setelah anak-anak mulai besar, saya mulai pakai transportasi umum. Apalagi kalau kota yang dikunjungi, transportasi umumnya layak
plus minum ya mbk klo bawa keluarga byk aku lbh milih kendaraan pribadi sih,, cuman kalau org dikit apalagi berdua enak loh klo naik kendaraan umum kayak bis atau kreta 😀
Tim bawa mobil sendiri sih kalau masih Sumatra, Jawa & Bali. Lebih dari itu baru transportasi umum. Kami suka singgah di kota2 kecil yg dilewati. Nyetir santai, gak pakai target, gantian dg suami.
Dengan menggunakan beragam moda transportasi anak-anak jadi mempunyai pengalaman yang berbeda-beda ya, mba. Apalagi dengan tersedianya moda penyedia jasa rental mobil, penyelamat banget dalam situasi yg diluar dugaan.
Naik kendaraan umum memang lebih banyak pengalaman serunya ya.. soalnya bisa bertemu dengan berbagai karakter orang. Yang paling ngeselin itu kalau kursi kita didudukin sama orang lain ya, Mbak. Orang kadang seenaknya sendiri.
Kalau dengan kendaraan pribadi memang bisa lebih nyaman dan lebih leluasa.
Ada kekurangan dan kelebihannya sih…
Masya Allah , seneng banget liat kebersamaan kak Anne sama keluarga traveling bareng. Kak Anne mohon doanya ya semoga Amel juga bisa jalan-jalan ke luar negeri sama keluarga kaya kak Anne.
Kalo masih dekat dari rumah seperti anyer dan bandung aku pilih naik kendaraan pribadi mbak.. tapi kalo ke bandung dan ajak keluarga, lebih seneng naik kereta api atau travel, karena bandung itu super macet hehe.. jadi memang dilihat dari daerahnya dan apakah sudah ada moda transportasinya yang bikin liburan jadi lebih menyenangkan atau tidak
Saya pilih dua-duanya mbak, karena ada saatnya saya traveling memanfaatkan kendaraan umum dan ada pula saatnya saya lebih baik memakai kendaraan pribadi. Alasannya samalah kita hahaha…..dan paling nyaman naik kendaraan umum itu kalau bepergian sendiri gak ada yang bikin suasana riweh karena rengekan anak yang minta macam-macam. Nah kalau pergi bawa anak emang lebih baik naik kendaraan pribadi.
Aku pernah juga bawa Pascal bayi naik bis hihihi, yang penting mah niat sama yakin mampu aja Insya Allah dipermudah walaupun naik kendaraan umum. Justru udah gede gini mereka harus mencoba semua moda ya jadinya punya pengalaman & bisa belajar mandiri juga. Anak-anak udah pernah naik kendaraan umum yang enak sampai ekonomi pun tapi belum pernah naik Shinkansen nunggu diajak aja deh ya 🙂
Suami sy senengnya pakai mobil pribadi meski harus keluar banyak uang utk tol & bensin, sekaligus menjajal hobinya di balap.. jadi tiap 2 bulan sekali jalan ke luar kota dan bulan ini mau ke yogya lagi
Yap kalau udah bekerluarga memang enakan pake kendaraan pribadi ya, tapi kalau saya kebanyakan bepergian masih menggunakan kendaraan umum. Dan ternyata memang seru dan banyak pengalaman ya Mbak kalau bepergian dengan kendaraan umum gitu.
Aku belum pernah nih naik umum kalau bareng keluarga pengen juga …kayaknya seru…
aku kalau sama anak anak mending naik kendaraan pribadi sih mba. soalnya lebih bebas. bisa berenti dimana aja. kalau naik umum agar repot dan lebih capek hehe.
Seru banget pakai kendaraan umum apalagi bertemu dengan berbagai orang baru yang unik. Nah, berhubung saya masih punya dua balita maka lebih nyaman pakai kendaraan pribadi mbak hehe
Utung ada jasa sewa rental mobil ya Mba, jadi gampang hehehe
kalau dulu masih sepi, apa-apa harus ketemu orangnya sekarang pesen online aja udah bisa.
Duh pengen ke Jepang juga ngeliat keretanya itu nyaman banget sinkanzen bukan itu mba Anne
Aku tergantung kebutuhan sih mba.. kalau sendiri bisa naik apa ajaaa pastinya