
Sepertimu, Anjani dan Rachel juga mencari cinta. Namun, mereka tak pernah menduga ternyata cinta segelap hutan di tengah malam. Sementara bagi laki-laki itu, ia baru menyadari bahwa hidup ternyata seperti hutan. Jika tidak hati-hati, banyak ranting yang akan membuatmu luka. Dalam gelap hutan, akankah pelangi terlihat sama indahnya?Β
Review Rahasia Pelangi: Ketika Cinta Sejatinya Tidak Jatuh Terlalu Jauh
Tidak selamanya kejadian buruk di masa kecil menimbulkan luka traumatik. Setidaknya itu yang terjadi pada Anjani, seorang gadis muda yang sangat mencintai gajah. Meskipun bertahun-tahun lalu gajah sempat menjadi mimpi buruknya.
Anjani mengabdikan dirinya untuk mengurusi gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Pekanbaru. Bersama Chay, partnernya, mereka berprofesi sebagai Mahout atau pawang/pelatih/penjaga gajah di taman nasional itu. Melatih gajah-gajah liar atau gajah yang pernah menjadi bahan eksploitasi manusia di sirkus untuk kembali hidup di alam terbuka namun bisa bekerja sama dengan manusia.
Tidak seperti Chay, pria keturunan Thailand yang keluarganya sudah turun-temurun bekerja sebagai mahout, Anjani sempat diragukan kemampuannya sebagai Mahout. Namun dengan keyakinan dirinya yang kuat, Anjani bisa. Padahal tujuan awalnya menjadi mahout adalah untuk menghilangkan trauma masa kecilnya saat melihat aksi gajah sirkus.
Anjani dan Chay melatih gajah untuk menjadi Flying Squad, yaitu pasukan gajah yang bertugas menertibkan gajah liar yang kerap masuk ke pemukiman penduduk.
Di Taman Nasional Tesso Nilo ini, Anjani dan Chay bertemu dengan Rachel. Rachel merupakan sosok wanita kuat, yang sangat mencintai lingkungan dan berdedikasi pada pekerjaannya. Sejak dia ditugaskan ke Tesso Nilo, Rachel ikut berinteraksi dengan para gajah, juga dengan Anjani dan Chay. Namun interaksi mereka meninggalkan banyak cerita.
Anjani yang setelah sekian lama berinteraksi dengan Chay merasa kehadiran Rachel menjadi pembatas hubungan mereka berdua. Hingga sebuah insiden membuat segalanya malah menjadi lebih buruk. Rachel kehilangan semangat hidupnya dan menghilang dari dunia yang dicintainya. Anjani yang terus-menerus dihantui rasa bersalah. Juga Chay, yang bingung atas perubahan sikap Anjani.
Beberapa insiden yang berhubungan dengan lingkungan hidup menjadi isu menarik yang memperkuat misi novel ini. Kisah demi kisah diceritakan mengalir oleh penulis yang kedua kalinya berduet menulis novel, Riawani Elyta dan Shabrina WS.
Biasanya saya malas membaca novel duet, karena seringkali salah satu penulisnya mendominasi dan tampak ketidakseimbangan cerita. Tapi ini tidak terjadi pada duet Lyta dan Shabrina. Bahkan sejak di novel duet pertama mereka, Ping, saya sudah menyukainya.
Namun begitu saya tetap bisa mengenali ciri khas masing-masing, misalnya Lyta yang selalu menuliskan tokohnya memiliki karakter yang tegas, namun rapuh. Lantang, namun lemah. Dengan gaya diksi yang juga tegas dan mantap, menjadi kekhasan tulisan-tulisannya.
Sedangkan Shabrina, karena kesukaannya pada dunia hewan membuat tulisannya tentang hewan begitu dalam. Dia bisa meletakkan ruh dalam kisah-kisah yang melibatkan hewan, bukan hanya tingkah laku namun juga apa yang dirasakan hewan-hewan itu. Hingga ada chemistry antara si tokoh dengan hewan, dalam hal ini gajah-gajah yang mereka urus.
Membaca novel ini kita tidak sampai kaget oleh kejutan-kejutan besar. Karena alurnya cukup lambat dan diselingi twist-twist kecil. Enak dibaca untuk relaksasi.
Yang paling saya suka, novel ini bertabur kalimat-kalimat indah (quotes) sebagai pembuka tiap bab. Memberi kita gambaran apa yang akan dibahas di bab tersebut namun bukan berupa spoiler.
Novel ini ditulis dari dua sudut pandang, masing-masing PoV orang pertama, yaitu Rachel dan Anjani. Masing-masing memiliki karakter yang khas dan terjaga. Ya, mungkin karena ditulis oleh dua orang yang berbeda jadi karakter keduanya konsisten.
Dan ini tidak aneh, karena Lyta dan Shabrina memang sudah cukup lama bersahabat. Menurut saya ini penting untuk bisa membangun koneksitas yang baik sehingga berpengaruh pada kolaborasi mereka.
Satu lagi yang saya suka, yaitu pesan tentang lingkungan hidup yang begitu banyak menyatu dengan setting. Pembaca tidak menangkapnya sebagai nasihat, karena pesan ini dipaparkan dalam bentuk fakta dan deskripsi nyata. Seperti isu pembakaran hutan, pembalakan liar, perluasan hutan, perburuan liar dan sebagainya. Semua digambarkan menyatu dengan cerita.
Perjalanan novel Rahasia Pelangi yang diterbitkan di tahun 2015 ini ternyata tidak seperti yang saya kira. Mengingat Lyta dan Shabrina adalah penulis produktif yang karya-karyanya banyak (baca review saya tentang Coffee Memory karya Riawani Elyta) sehingga sudah βkenyangβ dengan proses menerbitkan buku. Ternyata Rahasia Pelangi harus menempuh perjalanan selama tiga tahun lho.
Baca deh kisah di balik pembuatan novel Rahasia Pelangi ini.
Overall, Rahasia Pelangi merupakan novel yang enak dibaca, ringan dan sarat ilmu. Jangan sampai tidak baca novel ini, ya. Recommended.
Judul: Rahasia Pelangi
Penulis: Riawani Elyta & Shabrina WS
Editor: Bernard Batubara & Yulliya
Cetakan: Pertama, 2015
Penerbit: GagasMedia, Jakarta
ISBN: 979-780-820-3
kalimat-kalimat indah yang bisa menguatkan diri atau menjadi penyemangat buat aku mbak
Iya mbak Lid, bener. Aku juga
Terima kasih ya mbak resensinya π
Sama2 mbak. Maaf kalau ada yg tdk berkenan.
Menarik, selama ini belum pernah baca novel dengan setting dunia hewan
Novel2nya Shabrina itu banyak ttg dunia hewan lho
saya suka, deh, sama quote pertama yang tentang materi itu π
Saya juga suka, mbak. Quotesnya keren-keren emang.
Novel bagus buat mengisi liburan π
Bacaan novel ringan begini yang asyik, makasih Mba reviewnya.
Ringan tapi tanpa kita sadari, banyak pesan moral mbak. Recommended deh π
Biasanya saya gak kuat kalau baca novel hewan, suka sedih dan melow sendiri. π
Bedasarkan review-nya Mbak, novel ini agak romantis ya. Banyak quotes syahdunya. Hehehe.
Romantismenya gak jadi fokus cerita, tp tetep cakep
sepertinya ceritanya menarik.. saya udah lama bangeeet ngg baca novel Indonesia..
Oyaa? Saya udah lama gak baca novel english π
Wah, aku juga sudah baca novel ini. emang suka dengan kata2 yang manis dalam novel ini plus pesan lingkungannya π tos mbk anne :0
Banget ya mbak Naqi. Sweet banget quotesnya