Menggali Sumber Ide

Menggali Sumber Ide

Ketemu lagi di tips menulis selanjutnya. Berikut ini juga sharingnya bu guru saya, mbak Ifa Avianty tentang cara mendapatkan sumber ide.

Disimak yaa…

Sering pingiiin nulis tapi gak punya ide? Mau nulis apa kalau gak punya ide? Sebetulnya istilah gak punya ide itu gak ada. Yang ada adalah kita belum MAKSIMAL menggali sumber ide. Menurut Afifah Afra dan Gola Gong, ada beberapa sumber ide yang bisa DIEKSPLORASI dan DIEKSPLOITASI habis2an. Kita coba yuk!

 

Berikut dari mana saja kita bisa menggali sumber ide:

1. Pengalaman dan Pengamatan

Setiap manusia pasti punya jutaan pengalaman. Kamu juga. Saya juga. Pengalaman juga yg membuat Gola Gong menuliskan Balada si Roy, Afifah Afra menulis Serial Marabunta, Jazimah Al Muhyi menulis Serial Akta. Juga Laura Ingalls Wilder dengan Little House on the Prairie, Sophie Kinsella dengan Serial Shopaholic, dan banyak penulis lainnya. Termasuk pengalaman juga mimpi-mimpi kita, dan cita-cita kita. Andrea Hirata menulis Laskar Pelangi beranjak dari cita-cita masa kecilnya dulu. Saya (Ifa Avianty, pen.) menulis Anakku Sahabatku dari pengalaman saya bersama Akna, putra sulung saya. Sementara buku My Husband My Prince saya tulis berdasarkan pengalaman dan juga pengamatan terhadap berbagai narasumber.

2. Gagasan dari Karya Orang Lain

Pernah terkesan dengan buku yang kita baca atau film yang kita tonton? Nah, bisa juga ambil gagasan dari situ, kembangkan menjadi cerita/tulisan yang baru, DARI SUDUT PANDANGMU. Atau bisa juga APAPUN yang mengesankan bagimu dari situ, kamu ambil sebagai salah satu ide tulisanmu. Saya begitu terkesan dengan buku dan film Doctor Zhivago, pengeeen banget suatu saat nanti saya bisa memotret ide karya besar tersebut dalam novel saya, tentu dengan sudut pandang lain. Begitu juga saya terkesan dengan film The Sound of Music dan Serial BBC, Space Race. Bagaimana denganmu? Jika, misalnya, kamu terkesan dengan karya-karya Helvy Tiana Rosa, Mark Twain, Dan Brown, Habiburrahman El Shirazy, kamu pasti bisa memotret beberapa ide dari karya2 penulis besar tsb, dan men-touch up-nya dengan gayamu sendiri.

Yang haram dilakukan adalah menjadi plagiat. Yaitu mengambil SEBAGIAN BESAR atau SELURUHNYA dari karya orang lain, atau menjiplak SATU ALINEA ATAU LEBIH karya orang lain. Hahaha, nggak tau malu banget ya orang2 kayak gini!

3. Literatur Buku, Film, sumber2 lain

Hampir sama kayak di atas. Tetapi bisa juga fungsi literatur di sini adalah sebagai referensi. Misalnya ketika membuat novel sejarah tentang Perang Dunia II, kamu menjadikan buku2 tentang NAZI dan Pasukan Elit Perang Dunia II sebagai referensi. Bisa juga tuh kamu borong Serial DVD Docudrama War of the Worlds (9-12 disc). Jangan lupa DVD/VCD film-film yang settingnya zaman itu, kayak Valkyrie, Pearl Harbor, Saving Private Ryan, Cassandra Crossing, Cassablanca, Dunkirk, Neurenberg, dan Ike (film biografi Jendral Eisenhower). Keren banget deh! Biografi seseorang yang menginspirasi bisa juga jadi ide lho. Saya (Ifa Avianty, pen.) memasukkan buku biografi Ali Sadikin sebagai referensi di novel sejarah saya, ditambah dengan pengalaman masa kecil saya saat suka ngiterin rumah beliau:)). *ini mah nyampur sama pengalaman pribadi euy*.

Saya juga lagi nyari biografi Pak Hoegeng yang waktu itu dibahas di Kick Andy. Dapet juga info2 dari sahabat di Multiply tentang Peristiwa Malari. Nah kalau mau bahas ttg dunia sihir dan sejenisnya, jadikan Harry Potter series berikut The Tale of Beedle Beard jadi rujukan. Apa lagi yang bisa dijadikan referensi? Banyaaak banget.

Sekali lagi, aneh banget seorang penulis yg gak suka baca dan gak suka nonton.

4. Imajinasi

Ini adalah gift yang bagus banget kalau kita miliki. Modal buat nulis nih. Imajinasi beda ya sama ngayal. Imajinasi bisa membuat kita nyaman saat menuliskannya. Minimal kita bisa ‘making the dreams come true’ dengan menuliskannya. Tapi kalau ngayal, bisa bikin stress sendiri:). Contoh penulis dengan imajinasi keren: Grimm (The Fairy Tale Complete), JK Rowling, Stephenie Meyer, Jude Deveraux, Meg Cabot, JRR Tolkien, Sitta Karina, Lian Kagura, Poppy D Chusfani, Clara Ng, dan beberapa nama lain.

Tambahan Info: Tempat2 yg bagus banget buat berburu literatur di Jkt:

1. Perpustakaan

Perpust Diknas, Japan Foundation, Perpust Pascasarjana UI KWA, Perpust Pascasarjana UI Kajian Wanita, Perpust Sumantri Brojonegoro, Perpust LIPI, Pusdok Sastra HB Jassin, Arsip Nasional, Perpust Nasional, Perpust Pusat UI, Perpust tiap Fakultas di UI, Perpust Indian Cultural Center, CCF, Goethe, Erasmus Huis, Perpust Pemda DKI (ada 5 di DKI), Perpust Australian Cultural Center, dll.

2. Cafe Buku/Toko Buku

Gramedia, Gunung Agung, Togamas, Kinokuniya, Periplus, Times, Ak.sa.ra, QB, Zoe, Bookstand Pasar Festival dan Bintaro Jaya, Bursa buku TIM, I’tishom Rawamangun, Nurul Fikri Depok, Elfanny Kebayoran, Walisongo, MP Bookstore, Yasmin Masjid UI Depok, Bursa ARH Salemba.

Tempat2 ini punya koleksi buku yg bikin saya mau tenggelam di dalamnya dan nggak mau pulang kalo udah nyangkut di sana. Sesuai semboyan saya: mendingan lapar daripada nggak bisa baca:).

Kalo buat nyari imajinasi sih dimana aja bisa kalii. Nggak kudu ngopi di Dunkin, Coffee Bean & Tea Leaf, Brew & Co, Bengawan Solo, atau JCo ya? *hehehe*.

Jadi, selamat berburu ide. Kalau udh dapet, buru2 tangkap. Tuliskan di catatanmu, atau di laptopmu! Menurutmu, mana sumber ide yang paling asyik buat digali abis2an?

Subhanallah, bekal yang luar biasa buat kita-kita yang kepingin jadi penulis sehebat Ifa Avianty. Ternyata begini cara beliau menggali sumber ide. Kita ikuti tipsnya, yuk. Mulai sekarang, ya….

Share:

2 Comments

  1. ayanapunya
    September 19, 2012 / 1:36 am

    kalo saya, rata-rata ide nulis itu dapatnya dari nonton film 🙂

    • anneadzkia
      September 19, 2012 / 1:56 am

      Iya ya…lebih enak nyari ide dr film 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *