Membuat Diksi Keren dalam Fiksi ala Dee Lestari

Membuat Diksi Keren dalam Fiksi ala Dee Lestari

Selama ini kita sering bertanya-tanya ketika membaca kata-kata ajaib seorang penulis, terbit pertanyaan, kok bisa ya, membuat diksi keren atau  kalimat dalem gitu? Gimana sih caranya? Maka, dalam dalam berbagai pelatihan kemudian disarankan kita untuk banyak baca, belajar mengolah kata, mengganti kosa kata, dll. Tapi, belakangan, saya berpikir lagi…kadang, kita bertemu dengan kalimat, paragraf, yang rasanya, tersusun kata2 yang biasa saja. Tapi, begitu menjadi kesatuan utuh…kok mak nyus rasanya.

Berikut ini adalah penjelasan Kang Tasaro GK (tahu kan siapa beliau? itu lho yang menulis buku keren Galaksi Kinanthi dan tetralogi Muhammad) dalam kelas menulisnya tentang membuat diksi keren ala Dewi Lestari atau Dee.

membuat diksi keren

bagaimana membuat diksi keren ala Dee?

Sila disimak bagaimana Dee membuat diksi keren dalam novel-novelnya.

Dongeng Perempuan muda itu benar. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu untuk dirinya sendiri. Tidak perlu ada kompetisi di sini. Ia, dan juga malaikat, tahu siapa juaranya. (Malaikat Juga Tahu – Dee)

Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku inginpercaya ada insiden yang cukup dasyat di dunia serba seluler ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan, kiamat pun hanya bicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal. (Selamat Ulang Tahun – Dee)

Ingin rasanya aku ikut berlari, berteriak agar kau kembali, mencengkeram bahumu agar kau tahu aku ada di sini. Namun, bahasaku tinggal rasa. Dan entah bagaimana caranya agar rasa bisa bersuara jika raga tak lagi ada. Aku hanya ingin merengkuhmu. Adakah engkau tahu? Aku ada. Setahun sudah sejak kau mencatat tanggak kepergianku, dan memang aku tak perneh kembali dalam bentuk yang kau harapkan. Namun, adakah engkau tahu? Aku masih ada. Meski mendapatkanmu seperti lawatan ke museum tempat segala keindahan dikurung etalase kaca hingga berlapis saat disentuh, aku tetap merasa utuh. (Aku Ada – Dee)

Aku menatapnya sambil meratap. Tolong aku. Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku seperti berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu? (Firasat – Dee)

Aku tak pernah tahu ke mana aku saat kutidur. Aku tak pernah tahu ke mana orang-orang pergi saat mereka tidur. Yang kutahu, kita tiba di suatu tempat. Kita bahkan tidak mengerti mengapa dan bagaimana kita bisa di sana. Sementara yang kita lakukan hanyalah memejamkan mata. (Tidur—Dee)

Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu untuk dirinya sendiri. Tidak perlu ada kompetisi di sini. Ia, dan juga malaikat, tahu siapa juaranya. (Malaikat Juga Tahu – Dee)

Ingin rasanya aku ikut berlari,berteriak agar kau kembali,mencengkeram bahumu agar kau tahuaku ada di sini. Namun, bahasaku tinggal rasa. Dan entah bagaimanacaranya agar rasa bisa bersuara jikaraga tak lagi ada. Aku hanya inginmerengkuhmu. Adakah engkau tahu?Aku ada. Setahun sudah sejak kaumencatat tanggak kepergianku, danmemang aku tak perneh kembalidalam bentuk yang kau harapkan.Namun, adakah engkau tahu? Akumasih ada. Meski mendapatkanmuseperti lawatan ke museum tempatsegala keindahan dikurung etalasekaca hingga berlapis saat disentuh,aku tetap merasa utuh. (Aku Ada -Dee).

Bagaimana membuat diksi keren seperti karya Dee dalam fiksi-fiksinya

Mengapa banyak pemerhati sastra mengatakan, sebuah produk sastra itu mewakili diri penulis. Bukan hanya sekadar ide cerita yang bermula dari kehidupan pribadinya, tapi, sastra yang ditulis itu menjadi wakil pandangan hidup, cara berpikir, usaha untuk meninti kearifan, dan segala yang tramat personal bagi seorang penulis.

Ternyata, itulah kuncinya! Juga KEJUJURAN dalam menulis. Ini termasuk di dalamnya. Tapi KEJUJURAN itu menjadi hal yang absurd dan susah dipelajari.

Sekarang, mari kita ulas dulu satu-satu….serapi bagaimana Dee menuliskan ini “Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang.” (Malaikat Juga Tahu). Bagaimana Dee bisa mendiskripsikan CINTA seperti itu?

Pada kasus kalimat tadi, itu adalah salah satu hasil perenungan, hasil berfilosofi, yang dilakukan Dee. Dia menuliskan sebuah konsep, bukan sekadar susunan kata-kata indah. Itulah mengapa daya tendangnya luar biasa. Seperti juga “AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEDERHANA. DENGAN ISYARAT YANG TAK SAMPAI DIUCAP OLEH KAYU KEPADA API YANG MENJADIKANNYA ABU” by Sapadar Djoko Damono.

Nah, proses berpikir, merenung, menyingkir dari kehebohan dunia itulah yang tidak dilakukan banyak penulis. Sebagian terjebak pada keinginan untuk memperindah kalimat semata. Bukan memperdalam makna. Sehingga kata2nya memang tampak mendayu, tapi ringan dan cair.

Kapan terakhir kita berpikir mendalam tentang sesuatu? Pernahkah kita benar-benar merenung apa sebenarnya TIDUR itu? Maknanya? prosesnya? Sebab, meski kita sama-sama TIDUR….DEE menuliskannya, sedangkan kita belum: Aku tak pernah tahu ke mana aku saat kutidur. Aku tak pernah tahu ke mana orang-orang pergi saat mereka tidur. Yang kutahu, kita tiba di suatu tempat. Kita bahkan tidak mengerti mengapa dan bagaimana kita bisa di sana. Sementara yang kita lakukan hanyalah memejamkan mata. (Tidur—Dee)

Sekarang mari kita latihan, membuat diksi sesuai konsep di atas.

Contoh 1:

ANAK.

1. deskripsi: Anak bagiku seperti jiwa yang kuletakkan pada tubuh asing.

2. kata terkait: Aku melihat kehidupanku pada cara anakku belajar berjalan.

Nggak usah dipuitis-puitiskan kan…yang penting mewakili konsep kita. Bukan konsep umum.

 

Contoh 2:

Hidup: menyuap udara; saat satu tarikan udara terasa melelahkan, kematian mnjdi swtu yg didamba.

 

Contoh 3:

Rindu: rindu bukan tentang jarak, tapi hati yg teresonansi.

Tentang MAKAN, bisa bermakna cara mendapatkannya atau malah DAMPAK pada sistem tubuh kita. U ARE WHAT U EAT. Nah, penulis yang perenung, dia bukan hanya membahas kerumitan KULIT tapi juga.

 

Contoh 4:

Takut

Takut itu bukan saat kau melihat setan. takut itu saat kau menatap wajah pulas anak-anakmu, dan kau tak bisa memastikan kau akan selalu ada menjaga mereka.

 

Contoh 5:

UANG. Apa susahnya membuat konsep UANG. Anak SD bilang: Uang adalah recehan seplastik yang diberikan ibuk untuk kuhabiskan sehari ini. Anak SMP: Uang adalah jumlah rupiah tak adil dari ibu yang mesti pintar kubagi antara pulsa, makan dikantin, dan malam mingguan. SEORANG BAPAK: Uang adalah setiap sen yang bisa kukumpulkan dengan susah payah dan kubagi dengan hati-hati. Nah kaaaaaaaan….nggak rumit…butuh jujur aja.

 

Contoh 6:

Bawang: sesuatu yang kemarin kautemui di dapur mungilmu dan hari ini menggelisahkan presidenmu lebih dari persiapan Pemilu.

Namun, sebelum membuat diksi keren jangan lupa memahami tips untuk memulai menulis dan menggali sumber ide. 

Nah, begitu. Silakan membuat kesimpulan dan penutup sendiri. Intinya semua teknik seperti yang digunakan penulis-penulis hebat itu bisa dipelajari. Meski nggak mudah, hiks *nangis. Tapi saya yakin, insyaAllah semakin kita belajar dan berlatih, semakin lancar kita membuat diksi keren dalam tulisan kita. Aamiin. Practice makes perfect, kata Kang Tasaro menutup kelas menulisnya.

Share:

24 Comments

  1. adhi
    April 9, 2013 / 3:12 am

    mbak…mau tanya..kalau di Solo, adakah kelas menulis semacam ini? jika ada infonya ya…makasih

    • anneadzkia
      April 9, 2013 / 3:17 am

      hey, kelas menulisnya di fesbuk lho. siapa aja bisa ikut. gratisssss. Kang Tasaro tuh generous banget membagi ilmunya yg RUARRR BIASA. kagum saya. stay tune aja di page TASARO GK JURU DONGENG setiap Sabtu malam, jam 08.00 wib.
      saya aja yg tinggal di Aussie bisa ikut, apalagi yg di Solo, hehehe. See u there, Adhi

  2. adhi
    April 9, 2013 / 3:12 am

    mbak…mau tanya..kalau di Solo, adakah kelas menulis semacam ini? jika ada infonya ya…makasih

    • anneadzkia
      April 9, 2013 / 3:17 am

      hey, kelas menulisnya di fesbuk lho. siapa aja bisa ikut. gratisssss. Kang Tasaro tuh generous banget membagi ilmunya yg RUARRR BIASA. kagum saya. stay tune aja di page TASARO GK JURU DONGENG setiap Sabtu malam, jam 08.00 wib.
      saya aja yg tinggal di Aussie bisa ikut, apalagi yg di Solo, hehehe. See u there, Adhi

  3. April 27, 2013 / 2:11 am

    kok sapadar?? Yang benar SAPARDI DJOKO DAMONO…

    menurut saya..diksi dee malah kurang greget di Rectoverso, dia jawara di FIlosofi Kopi 🙂

    • anneadzkia
      April 27, 2013 / 2:19 am

      Maaf typo 🙂 makasih koreksi dan masukannya 😉

  4. April 27, 2013 / 2:11 am

    kok sapadar?? Yang benar SAPARDI DJOKO DAMONO…

    menurut saya..diksi dee malah kurang greget di Rectoverso, dia jawara di FIlosofi Kopi 🙂

    • anneadzkia
      April 27, 2013 / 2:19 am

      Maaf typo 🙂 makasih koreksi dan masukannya 😉

  5. hwangjina
    May 28, 2013 / 12:38 pm

    Hai, aku kebetulan baru nemu blog ini. Postingan yang bagus. Terima kasih ya 🙂
    jujur aja, aku suka nulis fanfiction dan sangat kesulitan untuk memilih diksi yg baik.

    • anneadzkia
      May 29, 2013 / 8:24 pm

      Thanks udah mampir yaa..mudah2an nulis fanfictionnya sukses

  6. hwangjina
    May 28, 2013 / 12:38 pm

    Hai, aku kebetulan baru nemu blog ini. Postingan yang bagus. Terima kasih ya 🙂
    jujur aja, aku suka nulis fanfiction dan sangat kesulitan untuk memilih diksi yg baik.

    • anneadzkia
      May 29, 2013 / 8:24 pm

      Thanks udah mampir yaa..mudah2an nulis fanfictionnya sukses

    • Anne Adzkia
      March 31, 2016 / 2:54 pm

      Sama-sama. Terima kasih sudah mampir

  7. khoirul faizin
    July 25, 2013 / 6:52 am

    kak bs ajarin aq buat diksi. jawab di email. please

  8. khoirul faizin
    July 25, 2013 / 6:52 am

    kak bs ajarin aq buat diksi. jawab di email. please

  9. Wa Saripah
    October 24, 2015 / 6:49 pm

    Trimakasih tulisannya

  10. March 20, 2016 / 9:25 am

    Mbak Anne, baca ini jadi makin-makin penapsaran sama buku tulisan njenengan… Hayuk atuh cepat dikelarin. Tapi inget ya… saya dijadikan pembaca pertama. Huahahahahaha 😀

  11. LEBAY.ID
    March 28, 2016 / 1:32 am

    BW di malam hari, semoga admin sehat selalu. Amin

    • Anne Adzkia
      March 28, 2016 / 1:42 am

      Aamiin

  12. mar
    September 24, 2016 / 7:53 pm

    Boleh minta emailnya?

  13. November 30, 2016 / 10:49 pm

    Baca dan mneulis itu hubungannya erat banget, jadi ya mau baca dan menulis yang bagaimana, maka salinglah terkait 😀

  14. February 14, 2019 / 11:52 am

    Ada grup wa nya gk mbak

  15. nuryah
    November 12, 2020 / 12:10 am

    postingan yang sangat bagus, saya juga lagi menulis fiksi

  16. nuryah
    November 12, 2020 / 12:21 am

    aku baru nemu blog ini, postingan yang bagus. saya juga lagi belajar menulis fiksi dan mencari-cari diksi yang tepat. adakah wa grup ini atau fb nya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *