
Suatu hari, saya lagi mikir daleeeem banget tentang sesuatu yang khas tentang blog saya ini. Nama lainnya NICHE. Agak susah emang karena isinya gado-gado. Saya mikir apakah blog saya ada kecenderungan cerita tentang keluarga, atau parenting, atau apa. Saya merunut satu persatu postingan yang pernah saya tulis. Dan ternyata, blog ini memang tempat saya cerita tentang kehidupan pribadi saya dan anak-anak.
Meskipun ada cerita tentang kuliner, semua dari berhubungan dengan saya dan anak-anak. Begitu juga cerita tentang event, produk atau perjalanan. Semua berhubungan dengan saya dan anak-anak atau keluarga secara umum.
Belum ada satu tulisan pun tentang PAK SUAMI tercintah. Tega banget, ya. Padahal tanpanya, blog ini tak akan pernah ada (dangdut banget). Iya, kalau suami nggak membiarkan saya nulis kapan aja semau saya dan membantu ngerjain pekerjaan rumah mulai dari masak sampai beberes, pasti saya gak bakal punya banyak waktu buat nulis.
Makanya kali ini saya mau cerita tentang suami. Tapi apa ya yang mau saya ceritain? Soalnya, cerita tentang suami nggak bakalan cukup diceritain dalam 1000-2000 kata (alasaaan, padahal gak ada ide). Sampai akhirnya, Dani Rachmat, iya Dani yang blogger femes itu (siap dijitak) ngasih ide buat cerita dimulai dari urusan memberi kado.
Dan… AHA! Muncullah ide itu.
Di keluarga saya, nggak ada event khusus yang spesial kecuali tiga hal, yaitu Ramadhan dan Idul Fitri. Kedua momen ini baru deh kami sambut dengan gegap gempita. Mulai dari bikin hiasan rumah, nyusun agenda dan target ibadah selama sebulan, sampai nyusun rencana cuti buat mudik.
Yang ketiga adalah saat ada yang ulang tahun. Tapi untuk yang ini, nggak pakai persiapan apalagi gegap gempita. Yang penting ucapan saat bangun tidur dan surprise yang sederhana. Kado? Ya, kadang.
Tapi, you know what? Memberi kado buat suami itu tantangan besaaaar buat saya. Karena apa yang saya kasih nggak selalu berhasil.
Nggak berhasil di sini maksudnya adalah kado untuk suami dari saya itu ternyata bukan sesuatu yang lagi dibutuhin suami. Dia seneng sih ketika dapat kado. Artinya, istri semata wayangnya ini perhatian sama suaminya (soalnyaaaa…pernah satu kali saya lupa ultahnya dia cobaaa).
Tapi pas saya lihat-lihat, ternyata kadonya sampai sekarang hanya tergeletak di rak atau mejanya dia. Atau pernah dipake sekali, tapi trus nggak perlu lagi. Ya kan artinya si kado bukan sesuatu yang mendukung produktifitasnya dia.
Ya kalo saya ngasih kadonya laptop atau henpon sih yakin lah bakal kepake setiap hari. Tapi kado saya seringnya nggak jauh-jauh dari baju (eh baju dari saya emang jarang dipake doi, entah disayang-sayang takut rusak atau dia nggak suka ya), pisau lipat, seperangkat alat cukur (ets bukan alat sholat loh ya, emang mahar). Atau yang lain-lain yang ujungnya jadi pajangan doang.
Saya pengen sih ngasih sesuatu yang bakal dia pake setiap hari karena tanpa kado itu dia nggak bisa pergi ke kantor, misalnya. Banyak sih sebenernya idenya. Bisa sepatu, jam tangan, dompet atau mobil impian. Ya tapi saya tetep nggak yakin kado pilihan saya sesuai seleranya atau cocok dipakai. Masalah lain yang paling besar adalah harganya lah kalo sampe beliin mobil mah, saya belum sangguuup.
Akhirnya, saya iseng nanya suami.
“Bi, lagi butuh beli apa sekarang-sekarang ini?”
Tanpa mikir panjang dia langsung jawab, “Abi lagi butuh outdoor gear. Kan, bulan depan mau mukhoyam (camping).”
Dari sini saya langsung berkesimpulan:
Memberi kado untuk suami itu sebaiknya adalah sesuatu yang sedang dia butuhkan. Cari tahu dulu pakai kode khusus, supaya nanti tetep surprise.
Jangan sok-sok ngerti tebak-tebak doang, hahaha.
Jadi, kalau dalam waktu dekat saya mau ngasih kado untuk suami kayaknya bakal ngasih outdoor gear. And yes, kali ini pisau lipetnya akan sangat berguna.

Naaah, pantesan aja. Ternyata saya masih kurang peka deh lihat kebutuhan suami apa. Jangan-jangan pas saya kasih kado pisau lipat, ternyata dia lagi butuh jaket. Atau pas saya kasih baju, ternyata dia lagi butuhnya bor listrik.
Oya, saya menulis ini bukan berarti menganggap bahwa kado itu sangat penting dalam keluarga kami. Nggak kok, karena beberapa kali juga kami memberi surprise berupa kue-kue yang kami buat sendiri dan kuenya itu gagal. Atau pernah juga kadonya hanya kartu ucapan sederhana yang kami bikin dari kertas HVS.
Yang penting adalah perhatiannya dan ikut berbahagia ketika yang lain bahagia. Karena siapa sih yang nggak bahagia ketika melewati tanggal kelahiran. Walaupun nggak pernah dirayakan, tanggal ini paling tidak momen yang tepat buat kami untuk bersuka cita sepanjang hari itu.
And yes again, postingan ini saya ikutsertakan dalam GA-nya Dani Rachmat. Diterima dengan lapang dada dan apa adanya ya, Dan.
Mbak Anneeeeee, itu gambar seperangkat alat campingnya kok menggiurkan banget yaaa *lost focus* hihihihi. Gudlak GAnya mbak, semoga kita berdua dapet Andromax-nya #eh?
Emang Dani sedia banyak Andromax? Hahaha
Kode kode ini…gimana mba? Bagi tips sekalian hehe
Hahaha..pan contohnya udah aku kasih satu. Nanya, lagi butuh beli apa? Itu kode kan…*maksa
Idem, sebagai laki saya setuju kalo hadiah itu sesuai kebutuhan. Kl tidak, resiko besar dianggurin hehe
Nah kan benerrr
Makasih buwanyaakkkk banget Mbak Anne buat postingannya. Hihihihi… Memang kalo ditanya dan sesuai sama kebutuhan jauh lebih bermanfaat Mbak 😀
Terharu loh saya, giveawaynya bisa bikin Mbak Anne posting tentang suami 😀
Btw tampilan blognya kece kok Mbak Anne 😀
Huaaa udah dikunjungi. Masih diobrak-abrik ini.
iya ya mba, kita memberi kado itu hrs dilihat dulu apa kebutuhannya. Kalo gak sesuai kebutuhannya, memang kadang gak dipakai
Iya ya..huhuhu
aku beliin pencukur elektronik sama aja jarang di pake mbak heheh. Mau beli baju ya nanti gak cocok krn suamiku biasanya selalu barengan kalau beli. jadi bginugn cari ide postingan ini
Samaaa, kyk gitu deh. Mau beli sesuatu takut ga cocok.
Waah aku penasaran loh sama judulnya, apa sesulit itu mencari kado untuk pasangan?? 😀 maklum aku masih polos, belum punya pasangan
Salam hangat dari Magetan
Hahaha sulit kalau dipikirin. Tp praktiknya disesuaikan isi kantong aja
Ternyata pada bilang susah ya kasih kado buat suami…. hmmmm.
Kalau saya sih susah kasih kado buat cewek mbak…. atau buat orang yang sudah memiliki segalanya.