Antara Istri, Suami dan LGBT

Antara Istri, Suami dan LGBT

istri suami dan LGBT

Tahukah teman,
Ketika suami dan anak kita keluar rumah, berangkat menuju tempat beraktifitasnya. Bisa kantor, sekolah atau kemana pun. Di luar sana, segala ujian tengah menyambut mereka.
Kejahatan, godaan, pandangan yang menggoda iman atau sentuhan yang mungkin tanpa sengaja namun meninggalkan “bekas”.

Tahukah teman,
Ketika orang-orang tersayang kita berada di tengah dunia luas sana, mereka sangat rentan terhadap gangguan yang tidak kita inginkan.
Gangguan manusia atau bukan manusia.
Sementara di rumah, kita para istri hanya bisa menunggu mereka pulang dalam kondisi yang sama seperti saat mereka berangkat. Bersih, tanpa noda dan tanpa cela.
Tahukah teman,
Suami kita mungkin sangat bersusah payah menjaga diri mereka, menundukkan pandangan mereka, menutup akses mereka dari segala gangguan tersebut.
Namun seberapa kuat mereka akan bertahan? Seberapa lama mereka sanggup menjaga diri mereka?
Sementara kita hanya bisa menuntut. Meminta. Materi, dukungan psikologi, kesetiaan, cintanya hanya pada kita seorang. Tapi kita tidak berbuat apa-apa.

Ingatkah teman,
Allah berfirman dalam Surah At-Tahrim: 6 yang terjemahannya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Ayat tersebut bukanlah hanya peringatan bagi kaum lelaki, para suami kita, untuk menjaga istri dan anak-anaknya. Tapi juga mengingatkan setiap orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan, untuk menjaga keluarganya. Dari gangguan, godaan, ujian yang mungkin menerpa mereka.

Sudah tahukah teman,
Godaan bagi para suami kita sekarang bukan hanya harta, tahta dan wanita saja. Tapi juga pria.
Betapa banyak para istri yang tangisnya berderai-derai karena suaminya berselingkuh, dengan lelaki.

Jangan lupa teman,
Ancaman LGBT tengah menghantui kita. Menghadang anak-anak dan suami kita. Adik dan keponakan kita. Sepupu dan kerabat kita. Jagalah mereka. Ingatkan mereka.

Bagaimana…

Jangan kurangi kasih sayangmu kepada mereka. Sembunyikan marahmu dan tuntutanmu, ketika para suami baru tiba di rumah usai bekerja. Berilah senyuman termanismu.
Sebelum berangkat kerja, hujani dia dengan pelukan, kecupan dan doamu. Iringi perjalanannya dengan doa. Minta kepada Allah untuk selalu menjaganya.

Jangan tolak ketika suamimu ingin bermanja-manja dan mengajakmu bermesraan di peraduan. Penuhi gairahnya. Puaskan birahinya. Bukalah hijabmu di hadapannya. Tanggalkan rasa malumu sesaat untuknya.

Kenyangkan perutnya. Jaga makanan yang masuk ke tubuhnya dari zat-zat haram. Pastikan suami dan anak-anakmu selalu memakan makanan halal dan thayyib. Ingatkan mereka untuk makan saat lapar, dan berhenti sebelum kenyang.

Suami tidak butuh kosmetikmu. Dia hanya butuh senyummu. Kesetiaanmu. Canda tawamu. Kehadiranmu ketika dia penat. Belaianmu ketika beban pekerjaan menekannya. Dan tubuhmu ketika ada seseorang di luar sana yang membangkitkan syahwatnya.

Jangan biarkan suami mencari orang lain selain dirimu. Karena kitalah yang berhak atasnya. Kitalah yang halal untuknya. Kitalah pengantin sahnya.

Jangan tuduh dia dengan kecemburuanmu. Tuntut dia memuaskan nafsu belanjamu. Paksa dia selalu memberi, tanpa memberi kesempatan padanya untuk menerima.

Wahai teman,
Ajaklah suamimu untuk shalat berjamaah bersama. Hadir disaat dirimu resah. Ceritakan galaumu hanya pada dia dan Allah. Jangan pada yang lain. Jagalah aibmu dan aibnya. Percayalah kepadanya. Taat dan lemah lembut. Lakukan apa saja yang disukainya. Jangan sebaliknya.

Canda tawa seorang suami dengan istri akan menjaganya dari godaan di luar, seberapapun hebatnya.
Doa kita pada Allah adalah senjata ampuh yang menciptakan sebuah tameng perisai kasat mata, yang akan melindunginya dari fitnah dunia akhirat.

Semoga Allah senantiasa menjadikan keluarga kita sakinah mawaddah wa rahmah.
Rabbanaa hablanaa min azwaajina wadzurriyyatina qurrata a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaama.
Allahumma’aamiin.

Share:

12 Comments

  1. February 13, 2016 / 12:08 pm

    Ya Allah… kekhawatiran saya thdp dunia luar semakin tinggi mba…
    Makasih buat sharing-nya. Ibu2 harus lebih banyak lagi berdoa utk keselamatan keluarganya

    • Anne Adzkia
      February 13, 2016 / 12:10 pm

      Iya mbak. Ngeri memang, kita hrs saling menjaga.

  2. February 15, 2016 / 4:09 pm

    Nyess bacanya Mbak Anne. Makasih banyak Mbak diingatkan. 🙂

    • Anne Adzkia
      February 15, 2016 / 4:10 pm

      Aduh malu dibaca pria 😉

  3. Yoekaa
    February 17, 2016 / 2:50 am

    Ngak tahu mbakk.. apakah benar-benar dunia ini semakin dekat dengan kiamat.. kemunculan LGBT yang semakin teang-terangan ini membuat resah

    • Anne Adzkia
      February 17, 2016 / 9:48 am

      Buat pr org tua sangat meresahkan ya

  4. Inayah
    February 17, 2016 / 3:41 pm

    aaaakk…dicatett mba dicatet bangett iniii

    • Anne Adzkia
      February 17, 2016 / 4:02 pm

      Okeeeee

  5. February 22, 2016 / 12:36 pm

    adem, Mbak. Ya memang hal seperti ini meresahkan. Tapi, saya setujuuntuk menguatkan dari rumah 🙂

    • Anne Adzkia
      February 22, 2016 / 12:38 pm

      Sip mbak

  6. March 5, 2016 / 12:38 am

    naudzu billah dr segala keburukan LGBT ya mbak.
    smoga Allah menjaga kita dan keluarga dr keburukannya. amiin

    • Anne Adzkia
      March 5, 2016 / 12:49 am

      Aamiin ya Rabbal’alamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *