
Seiring dengan pemahaman saya (dan keluarga) tentang status halal dan haram bahan-bahan yang akan dimakan, saya jadi lebih aware dan khawatir dengan status kehalalan tempat makan yang akan saya kunjungi. Untuk rumah makan halal, mereka pasti menyertakan stiker atau sertifikat halal MUI. Namun, masih sangat banyak restoran atau kedai makan yang tampaknya halal namun tidak menyertakan sertifikasinya.
Jadinya, kami memilih untuk mundur dari resto tersebut.
Ada beberapa pengalaman lucu saat kami mampir ke sebuah tempat makan dan bertanya apakah mereka sudah punya sertifikat halal atau belum. Sebuah toko bakery ternama mengatakan begini: “Sertifikat halalnya masih dalam proses pembuatan (ini memang jawaban umum restoran yang tidak berlabel halal). Tapi disini halal semua kok, Bu. Chefnya muslim dan pegawainya juga muslim dan berjilbab.”
Saya senyum-senyum aja. Saya ngerti, bukan jaminan kan kalau pegawainya muslim makanannya jadi halal semua. Lebih baik melipir keluar, deh.
Karena saat ini bahan-bahan halal dan nonhalal seakan dipisahkan oleh sehelai benang tipis. Banyak titik-titik kritis status halal makanan di sekitar kita. Karena ketidakjelasan ini, maka statusnya berubah jadi syubhat. Sementara Rasulullah SAW mengingatkan dengan tegas tentang perkara halal, haram dan syubhat.
Dari Nu’man bin Basyir ra., dia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh banyak manusia. Barangsiapa yang menghindari syubhat itu berarti dia telah membersihkan diri untuk agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus ke dalam syubhat itu berarti dia terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti seorang penggembala yang menggembalakan (binatang ternaknya) di sekitar daerah terlarang, hampir-hampir dia akan masuk menggembalakan (binatang ternaknya) di daerah tersebut. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki daerah terlarang. Ketahuilah bahwa daerah terlarang milik Allah adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka akan menjadi baik seluruh tubuh, dan jika buruk menjadi buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Di kesempatan lainnya, saya iseng-iseng bertanya ke sebuah restoran sushi terkenal, SUSH****. Pada salah seorang pelayan yang bertugas menawarkan menu mereka kepada pengunjung mall yang lewat, saya bertanya apa restonya sudah halal. Seperti jawaban pada umumnya, si pelayan bilang sertifikat sedang dalam proses. Saya ajaklah si pelayan itu ngobrol santai bahwa kalau saja restorannya sudah bersertifikat halal pasti banyak pengunjungnya. Dia bilang, sushi yang dibuat di resto itu nggak mengandung bahan non halal. Tapi side dish dan dessertya memang non halal.
Jadi sebenarnya, temans… jawaban singkat karyawan resto yang bilang halalnya dalam proses itu bukan jaminan kalau makanannya halal. Beberapa kali juga saya mengajak ngobrol lebih jauh petugas resto yang buka kartu kalau makanan yang dijual di tempatnya sebenarnya mengandung bahan non halal (memakai mirin, angciu, dll). Tapi itu hanya akan mereka jelaskan kalau kita bertanya lebih intens.
Ya, sertifikat halal jangan lagi dianggap remeh. Apalagi kalau kita makan makanan impor yang bahan-bahannya tidak jelas kita tahu atau mungkin ditambahkan bahan-bahan non halal.
Bahkan, yang sedang ramai dibincangkan juga adalah kuas yang dipakai untuk mengoles makanan (roti, kue, atau makanan yang dibakar). Bahwa beberapa kuas ada yang terbuat dari bulu hewan yang tidak jelas hewannya apa. Ini perlu kita perhatikan, karena ditemukan kuas yang terbuat dari bulu babi.
Yang aman, pakailah kuas silikon atau nylon.
Eh, ngomong-ngomong tentang makanan halal saya jadi ingat sebuah outlet makanan yang sekarang jadi favorit, namanya Beard Papa’s. Saya suka semua penganannya, mulai dari éclair, lava cake dan segala macam pastry. Satu jenis pastry yang paliiiiing saya suka adalah Profiterole/Cream Puff/Choux a la crème. Custard isiannya vanilla banget, bahkan ada serbuk-serbuk vanilla beannya. Yang cokelat juga enak sih, tapi saya lebih suka yang vanilla.
Dan alhamdulillahnya, Beard Papa’s sudah mempunyai sertifikat halal. Nggak ragu deh jajan-jajan di situ. Sekarang punya outlet yang deket rumah pula, di Aeon Mall. Enak banget kayaknya buka puasa makan choux dengan custard yang meleleh ke luar itu. Mmmmhhhhh.

foto dari sini
So temans, peduli makanan halal adalah kewajiban kita. Apalagi selama kita masih berada di Indonesia, masih banyak pilihan yang kita ambil untuk bisa berpegang pada prinsip halal. Semoga apa yang kita makan selalu diberkahi Allah SWT.
lega rasanya kalau sudah tau makanan yang kita beli halal ya mbak
Iya pastinya. Skrg resto2 di mall lbh banyak yg blm punya SH, jd seneng bgt kalo nemu yg berSH.
Takut juga ya mbak kalau makanan yg kita makan ternyata tidak Halal,,,
Iya, dan sekarang makanan non halal bertebaran jd kita harus ekstra hati2.
Dulu aku termasuk cuek Mbak, tapi setelah aku pikir-pikir ya kenapa enggak. Status syubhat gitu loh, nggak main-main. Jadi sekarang kalo makan nyari logo halalnya dulu.. Apalagi yang jual makanan impor.
Penting mbak label halal itu skrg.
Hai Mbak. Saya penggemar berat kue sus atau choux atau cream puff atau apalah nama lainnya. Alhamdulillah Beard’s Papa halal. Saya suka Beard’s Papa sejak ngincipin di Siam Paragon. Nah… Kalau Choux Cream Jakarta itu halal gak ya Mbak? Sepengetahuan saya sih choux gak perlu rhum utk menu dasarnya. But, who knows…? Apalagi pernah kejadian beli sus di M*nami, ternyata pake rhum kata Mbaknya (doski jujur sih Mbak). Dan MNM itu emang gak ada label halalnya…
Susahnyaaaa yg suka makanan bekenan dikit (coz selain choux kue basah favorit saya adalah cenil kelapa jaman dulu, hahahaha)
Yg pake rhum itu isinya Mas. Saya blm cek Chiuc Cream 🙂
Kalau sushi di food courtnya AEON Mall gimana Kak? Halal ga ya?
Saya kurang tahu halal atau nggak, tapi setahu saya blm ada sertifikat halalnya.
Makanan yang halalnya apa aja ya di aeon yang besertifikat halal? Aku pengen makan tapi takut. Tawan halal ga yah?atau apa gitu kak.. makasih sebelumnya
Memang belum banyak yang sudah bersertifikat halal. Tawan saya kurang tahu, tapi selama ini saya nggak berani makan di resto jepang/korea/LN lain yang belum punya Sertifikat Halal (SH)
Ta wan setahu saya blm ada sertifikat halalnya.. walaupun mereka mengaku hanya menggunakan bahan2 halal.. tapi slama blm ada sertifikat halal MUI lebih baik dihindari..
Terima kasih mbak postingnya… Ini sy lagi di gate 3 bandara domestik Bali.. Menunggu pesawat eh pas di depan beard papas… Memang menggoda aromanya.. Eh mbak maaf mau tanya, serius ini halal mbak? Sy cek di halal MUI pada hari ini tanggal 13 April 2018 belum ada? Sertifikat yang mbak cantumkan di atas dari mana mbak? Terima kasih infonya mbak…
Beard papas sudah lama punya SH resmi kok Mas. Sertifikat yg saya cantumkan ada di gerainya. Skrg mereka mmg cuma pasang stikernya aja sih Mas.
Terima kaaih ulasannya. Apakah sertifikasi halalnya dr MUI ? Karena sefaham.saya, sertifikasi halal bagi ummat Islam di Indoneaia dikeluarkan oleh MUI…. Mohon infonya ya Mba….
Ya, tentunya Sertifikat Halal MUI, krn gak ada lembaga lain yg berhak mengeluarkan Sertifikat Halal di Indonesia selain MUI.
Iya Mba….. Saya drnluar daerah yg blm ada gerainya… Ternyata iya sdh halal MUI…. Alhamdulillah….. Tenang jajannya ya Mbaaa….. Makasih mba Anne…..
Wah…langsung lega. Saya google dan klik ini krn pas lewat papa beard di bandara dan pengen bgt.
Makasih Kak, terbantu banget.