Ide Bermain dan Giveaway Buku Pojok Bermain Anak

Ide Bermain dan Giveaway Buku Pojok Bermain Anak

Saya beberapa kali menerima pertanyaan seperti ini, “Apa kegiatan yang bisa dilakukan untuk anak usia batita atau balita?”

Seringkali saya menjawab dengan dua kata, “Bermain.” Karena sejauh yang saya ingat, ketika anak-anak saya berusia di bawah 6 tahun yang kami lakukan di rumah adalah bermain bersama.

Sebelumnya, kita bedakan dulu makna menemani anak bermain dengan bermain bersama, ya.

Menemani anak bermain artinya, anak bermain di hadapan kita bersama teman atau mainannya, kita orangtuanya mengawasi. Sedangkan bermain bersama adalah kita ikut serta bersama anak melakukan aktifitas yang sama.

Menurut teman-teman, mana yang akan lebih menyenangkan bagi anak? Tentu ketika orangtua bermain bersamanya, kan. Namun adakalanya, kita kehabisan ide ketika bermain bersama anak. Akhirnya acara bermain bersama berubah menjadi menemani anak bermain, karena orangtua jenuh. Padahal apa yang diperoleh anak ketika bermain bersama orangtuanya, dengan ketika bermain sendiri dengan mainannya itu sangat berbeda.

Sekarang sih sumber informasi tentang ide bermain bersama anak sudah banyak di internet. Tapi, kita ternyata nggak selalu terkoneksi dengan internet setiap saat juga ya. Apalagi ketika sedang bersama anak. Karena kita sendiri menjaga agar anak nggak terlalu banyak terekspos gadget.

Nah, mbak Umama M.Kom, seorang ibu satu anak, memberikan banyak ide bermain bagi anak usia dini berdasarkan pengalamannya bermain bersama Dira, puterinya yang menjalankan homeschooling. Bukunya berjudul “Pojok Bermain Anak.” Dalam buku ini, mbak Umama menjelaskan tentang kenapa dunia anak khususnya ketika usia dini perlu banyak bermain dan permainan apa saja yang baik untuk mereka.

“Banyak di antara kita yang mengira kalau PAUD hanyalah sebutan untuk lembaga-lembaga formal seperti TK yang terdaftar oleh Dinas Pendidikan. Padahal, keluarga pun sebenarnya bisa turut berperan dalam pendidikan anak usia dini di rumah, yang kemudian disebut sebagai jalur pendidikan informal. Atau saat ini hits dengan istilah “homeschooling usia dini” alias PAUD di rumah.

Dalam buku ini, penulis menjelaskan berbagai hal mengenai pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui implementasi 100 macam aktivitas permainan yang sudah dilakukan penulis dalam program homeschooling usia dininya. Berbagai aktivitas tersebut mudah dipahami, dilakukan, serta dimodifikasi oleh Anda yang ingin mendidik sendiri putera-puterinya di rumah.

Buku ini akan menjadi panduan yang sangat membantu Anda dalam mendidik si kecil di rumah, karena sejatinya, tempat belajar paling ideal buat anak usia dini itu di rumah, bersama kita, orangtuanya” (Umama M.Kom, Blurb buku Pojok Bermain Anak).

 

pojok bermain anak

buku dan booklet checklist perkembangan anak usia dini

 

pojok bermain dira

salah satu pojok bermain Dira, puteri mbak Umama (foto dari facebook Umama)

 

Dunia Anak Usia Dini

Adalah tugas pertama orang tua untuk menemani kehidupan anak-anak di awal kehidupan mereka, menemani mereka dengan kasih sayang dan mendidik mereka dengan cara yang menyenangkan. Pendidikan anak sejatinya dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan. Begitu anak lahir, ada berbagai tahapan pendidikan yang bisa dilakukan oleh orangtua.

  1. Anak usia 0 – 1 tahun atau bayi. Pada masa ini orangtua berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar anak. Di sini, anak mulai membutuhkan stimulasi sesuai tahapan perkembangan fisik dan mentalnya, namun tidak banyak.
  2. Anak usia 1-6. Di usia inilah yang disebut dengan anak usia dini, dimana anak belum masuk usia sekolah. Yang dibutuhkan oleh anak adalah stimulasi untuk merangsang pertumbuhan otaknya.
  3. Anak usia 7-12. Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, orangtua sudah boleh memberikan pendidikan kognitif. Polanya tidak lagi hanya melalui bermain, namun tetap perlu dibuat menyenangkan.

Ketika anak berada dalam usia 1-6 tahun terjadi suatu proses yang cukup penting dalam perkembangan otaknya. Saat ini, simpul-simpul sinaps dalam sel otak anak sedang melakukan banyak sambungan. Sambungan-sambungan sel syaraf inilah yang menopang kecerdasan otak anak.

Supaya otak anak berkembang optimal selain kebutuhan biologis yang cukup, anak juga memerlukan stimulasi.

Bicara tentang stimulasi, kita nggak perlu berpikir ribet. Nggak usah terbayang alat peraga, teori montesori atau memasukkan anak ke sekolah-sekolah yang mahal. Kalau kita merasa masih bisa bermain bersama anak, kita bisa mempraktikkan apa yang dicontohkan mbak Umamah dalam buku Pojok Bermain Anak ini.

Tidak hanya ide kreatif, dalam buku Pojok Bermain Anak juga dijelaskan tentang beragam jenis stimulasi. Beberapa jenis stimulasi yang bisa saya kutip di sini diantaranya:

  1. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak

Stimulasi ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian, membentuk akhlak yang baik (karakter), memperkenalkan nilai yang dianut keluarga dan membangun kebiasaan baik (halaman 6).

(Baca: Mendidik Karakter Anak, Pentingkah?)

  1. Stimulasi Minat, Bakat dan Potensi Anak

Menggali minat dan bakat bisa dilakukan sejak dini lho. Sebagai pengalaman pribadi, saya menemukan minat Naufal sejak usianya kurang dari 3 tahun dan ternyata dari minat inilah dia menemukan bidang yang ditekuninya sekarang.

(Baca: Menggali Minat dan Bakat Anak)

  1. Melatih Motorik Kasar dan Halus

Gerakan fisik (baik kasar maupun halus) selain baik untuk melatih koordinasi alat gerak dan sensori, juga baik untuk merangsang otak.

  1. Mengenali Beragam Kecerdasan yang Dimiliki Anak

Pernah mendengar dengan teori Multiple Intellegence yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner, kan? Nah, silakan membaca buku Pojok Bermain Anak untuk menemukan penjelasan lengkapnya.

Yang utama dijelaskan dalam buku ini adalah 100 jenis permainan yang bisa dilakukan oleh orangtua dan anak baik di dalam ruangan ataupun di luar ruangan.

(Baca: Ide Permainan Outdoor)

 

Ide Bermain Anak Usia Dini

Banyak tantangan ketika bermain dengan anak usia dini, misalnya energi mereka yang nggak habis-habis, cepat bosan atau mudah teralihkan, dan kreatifitas & imajinasi mereka yang tanpa batas. Supaya bisa mengakomodir kebutuhan mereka, kita harus punya cadangan batere dan tabungan ide.

Mbak Umama M.Kom sepertinya memang cukup kreatif dan telaten menemani Dira bermain. Ya, yang beliau lakukan hanyalah bermain. Beliau menyebutnya dengan istilah permainan sederhana namun terkonsep. Karena proses bermain ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dan tujuan itu harus bisa tercapai (halaman 6).

Ada seratus (banyak booo, seratus!) permainan yang bisa kita adopsi dari buku Pojok Bermain Anak ini, sesuai jenis stimulasinya. Saya beri beberapa contoh ya:

  • Miniatur lalu lintas
  • Miniatur kebun binatang/peternakan
  • Miniatur pelangi
  • Balon oket
  • Pemainan sensomotorik ala Busy Bag
  • Bath painting
  • Refurbished book
  • Fingerprint tree
  • Homemade playdough
  • Piknik bersama

Selain permainan yang melibatkan kreatifitas, ada juga ide-ide lokasi outing yang cocok untuk anak usia dini. Pokoknya semua ide yang disampaikan di buku ini akan memperkaya kita dan mudah dicoba.

Meski buku setebal 205 halaman ini berjudul: Pojok Bermain Anak, 100 Aktifitas Seru. Edukatif dan Islami untuk Homeschooling Anak Usia Dini, namun saya bisa menjamin bahwa semua aktifitas ini cocok untuk dilakukan oleh siapa saja. Baik working parents, stay at home parents, anak sekolah atau homeschooler. Bisa dilakukan bersama anak yang lebih besar, teman-temannya bahkan bisa juga diadopsi oleh para guru untuk berkegiatan di sekolah.

Di akhir buku, disediakan lembaran evaluasi, grafik pertumbuhan anak dan BOOKLET spesial yang berisikan checklist indikator perkembangan anak 0-6 tahun. Menarik, kan. Kalau berminat memiliki buku ini secara gratis, Penerbit Stilletto akan bagi-bagi buku Pojok Bermain Anak.

Judul: Pojok Bermain Anak, 100 Aktivitas seru, Edukatif, dan Islami. Untuk Homeschooling Anak Usia Dini

Penulis: Umama, M.Kom

Editor: Weka Swasti

Halaman: 205 halaman

Cetakan: Pertama, 2016

Penerbit: Stiletto, Yogyakarta

ISBN: 978-602-7572-46-1

pojok bermain anak usia dini

cover buku Pojok Bermain Anak

 

Giveaway Buku Pojok Bermain Anak

Naah, ini dia bagiannya dimana teman-teman bisa mendapatkan buku keren ini secara GRATIS dari Stiletto Book. Caranya gampang banget, hanya tinggal menuliskan jawaban dari pertanyaan saya di kolom KOMENTAR blog ini.

Pertanyaannya adalah: Sebutkan SATU jenis permainan yang paling disukai saat teman-teman bermain bersama anak (boleh anak sendiri, ponakan, sepupu atau anak tetangga). Ceritakan sedikiiiit aja kenapa suka permainan tersebut.

Permainan yang paling asyik akan mendapatkan satu buah buku Pojok Bermain Anak dari Stiletto Book. Syarat-syaratnya sedikit aja kok:

  1. Follow twitter @Stiletto_Book dan @anneadzkia21.
  2. Like Fanpage Stiletto_Book di https://www.facebook.com/stiletto.book?fref=ts ATAU Instagram Stiletto di @Stiletto_Book.
  3. Share link Giveaway Book Tour di blog anneadzkia.com ini di media sosial teman-teman (Facebook dan Twitter/IG) dengan mention Stiletto Book dan Anne Adzkia Indriani, dengan hashtag #PojokBermainAnak.

Jangan lupa ikuti syarat-syarat tersebut setelah menjawab ya. Gampang, kan?

Giveaway ini berlangsung dari tanggal 6-10 Agustus 2016 (lima hari saja) dan pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 11 Agustus 2016. [] Anne Adzkia

giveaway pojok bermain anak

 

 

 

 

 

Share:

57 Comments

  1. August 6, 2016 / 10:05 am

    Salah satu permainan menarik dengan anak saya sangat sederhana, hanya mengandalkan imajinasi, tapi menjadi favorit bersama, yaitu cerita tak berujung.

    Permainannya adalah bercerita dan dimulai dari salah satu dari kami, bisa tanpa batasan ataupun bebas. Salah satu dari kami memulai cerita dalam waktu semenit, saat waktu habis, cerita dilanjutnya sesuai giliran. Seringkali cerita tidak memiliki akhir, jadi diberi nama cerita tak berujung.

    Walaupun cerita ngalor-ngidul tapi selalu sukses membuat kami bertanya-tanya, bengong, dan tertawa-tawa

    twitter: @sinta_nisfuanna

    • Anne Adzkia
      August 6, 2016 / 3:04 pm

      Pasti seru banget ya mbak. Anak2 imajinasinya luas banget, kadang nggak kita duga dan bikin tercengang-cengang 😀

  2. dollyviatri
    August 6, 2016 / 12:02 pm

    Kali ini mencoba bermain halma. Sederhana mungkin. Tetapi, setelah si kakak (10yo) menyusun 3 jenis warna halma yang berbeda, dan si adik (3yo) mengacak2 dengan usilnya…membuat suasana jadi hebooohhhh…
    Tp dari situ kami belajar bersama…mengatasi amarah, mengajari tanggung jawab, mrncairkan suasana.
    Walau si kakak ngomel, tp dia juga belajar memanej marah, dan mengajari adiknya untuk bertanggung jawab mengembalikan susunan halma..
    Dan adiknya, ya patuh perintah kakaknya, susun halma, sesuai dengan usianya, dengan tingkahnya yang lucu, dan hasil akhir yang bisa kami bayangkan…
    Dan membuat si kakak ga jadi marah..karena geli lihat si adik. Dan si adik pun bangga karena berhasil menyusun halma seperti yang diinginkan kakaknya (mungkin itu yang adiknya pikirkan)
    Dan akhirnya….kami pun bermain lagi, sambil menebak-nebak jalan halma kami, yang sudah disusun oleh si adik hehehe. ..

    • Anne Adzkia
      August 6, 2016 / 3:05 pm

      Keren sekali si kakak bisa menahan kesabarannya halmanya diacak-acak si adik. Hebat Kakak!

  3. August 6, 2016 / 1:55 pm

    Memiliki dua orang anak yang jaraknya berdekatan itu memang cukup membuat hati ini terbawa arus emosi. Karena masa-masa ini mereka berdua sering banget yang namanya rebutan, sang kakak selalu saja mengambil mainan sang adik. Nah apalagi saat bermain bersama,, strategi apa ya yang harus saya jalankan?

    Ketika bermain bersama yang paling saya sukai adalah ketika mengurutkan benda-benda mulai dari yang kecil sampai mainan yang besar secara acak. Dyandra (anak pertama) memang telaten dari kecil kita sudah melihat ketelatenannya, contohnya ketika usia belum genap 1 tahun dyandra kami ajarkan untuk menaruh uang koin agar bisa berdiri tegak. Karena kami ajarkan dengan berulang ulang dan selalu memberi semangat, Voila,,koin uang 500 bisa berdiri tegak, ya ya dan itu terjadi berulang-ulang. Sampai sekarang kakak juga telaten, misal saya minta memisahkan mainannya yang diberantakin sesuai dengan warna (berhasil,,).

    Untuk sang adik (naila) yang berbeda dari kakaknya, si adik apapun bisa jadi permainan. Untuk adik biasanya saya kasih perlatan dapur dan dengan imajinasinya dia bisa berpura-pura sedang memasak dan menikmati makanan dan berkata enak,,edap (belum begitu jelas maklum masih 16 bulan).

    Bermain bersama anak, seutuh jiwa raga harus masuk didalamnya. TOTALITAS yang sering dilakukan suami saya, ketika bernyanyi bersama-sama kita ekspresi total pokoknya jadi kembali ke anak-anak.

    Malah jadi kebanyakan ya,, hahaha ,, ^_^

    • Anne Adzkia
      August 6, 2016 / 3:07 pm

      Jadinya tiap anak punya kekuatan masing2 dr ciri khasnya ya mbak. Sekua jadi bisa dibikin seruuu.

  4. August 6, 2016 / 9:40 pm

    Nama : Noer Ima Kaltsum FB : Noer Ima Kaltsum (Kahfi Noer) Twitter : @kahfinoer IG : @kaahfinoer
    Banyak permainan tanpa gadget yang masih saya lakukan untuk mendampingi Thole, 6 tahun. Sejak kecil Thole (ketika itu 3 tahun) suka dengan aktivitas mengikat barang. Thole belum banyak bicara, cenderung diam. Dua tempat duduk plastik kecil (bahasa jawanya: dhingklik), diikat dalam artian disambung. Beberapa mobil-mobilan, truk, juga disambung dengan cara diikat dengan tali rafia atau tali plastik.

    Sampai sekarang aktivitas mengikat barang-barang ini menjadi perhatian besar saya. Lebaran tahun ini, Thole minta papan luncur (skateboard). Waktu itu kami sedang mudik. Saya dan suami bertanya, Thole lihat di mana kok tiba-tiba minta papan luncur. Katanya, dia melihat ketika diajak puter-puter keliling kota Yogya.

    Jelas tidak mungkin membeli papan luncur di Yogya. Soalnya akan kesulitan membawanya. Kami mudik PP naik sepeda motor. Bahkan ketika pulang, saya justeru ditinggal di Yogya. Suami, Dhenok dan Thole balik duluan.

    Sampai di rumah, saya kaget. Thole bermain papan luncur (Beli di Piyungan, Yogyakarta). Papan luncur digunakan untuk membawa barang-barang. Tentu saja tumpukan buku, dan mainannya diikat kuat dengan tali rafia di atas papan luncur. Ada yang diikat dengan cara disambung bagian belakangnya. Di bagian lain papan luncur diikat dengan tali plastik. Rupanya dia tahu bahwa membawa barang dengan papan beroda lebih ringan dan lebih gampang.

    Sampai sekarang, Thole lebih tertarik bermain tali-temali dibanding yang lainnya. Tentang bermain dengan tali yang terakhir adalah membuat ketapel (plintheng). Ternyata bermain dengan tali lebih asyik daripada bermain gadget.

    Pesan moral : bermain tali melatih ketrampilan.

    • Anne Adzkia
      August 7, 2016 / 5:04 am

      Keren mbak, sudah jarang ya anak-anak yang suka permainan tradisional sejak permainan di gadget mendominasi dunia mereka. Suka deh!

  5. August 6, 2016 / 10:16 pm

    Permainan seru dan kerap saya mainkan bersama adalah role play ibu2an dalam permainan ini terbalik peranannya dari dunia nyata. Anak saya usia 3tahun jd bundanya dan saya jadi anaknya.

    Roleplay sendiri menjalankan aktivitas sehari-hari jadi permainan dimulai dari bangun tidur pagi hingga tidur malam.

    Pelajaran penting bagi saya sbg ibu yg jg bekerja melalui permainan ini saya seolah melihat diri saya sendiri pasalnya anak saya begitu hafal dan mengcopy paste setiap kata hingga gaya bicaranya. Saya jadi suka geli sendiri klo uda mulai main ini.

    Ketika membangunkan ia meniru kata2 saya “ayo anakku bangun matahari sudah datang yuk yuk” saya ngakak klo lihat anak saya uda sok tua begitu. Dan ktika saya pura2 ngambek maka ia menaikkan jari telunjuknya sembari blg “no..no..” Bikin ngakak.

    Dan roleplay ini melatih anak saya u/ bisa memahami oo spt ini y jadi bunda. Dan bagi saya pribadi saya mdpt feedback pula dari anak saya.
    Demikian cerita permainan seru ala saya dan Neyna. ????????

    • Anne Adzkia
      August 7, 2016 / 5:05 am

      Ini ide bagus banget mbak. Selain melatih imajinasi, jadi semacam evaluasi juga. Children see children do.

  6. August 7, 2016 / 9:26 am

    Anakku Vito terbilang anak yang eksplor banget. Main jelas jadi hobi yang ga perlu ditanya lagi. Dari mulai main sepeda, tanah-tanahan, hujan-hujanan, sampe main layangan.

    Dirumah pun segala macam jenis mainan selalu bikin Vito betah dan anteng. Dia main sendiri seperti main lego, mobil-mobilan, game computer dan gadget sesekali.

    Kalau ditanya satu yang paling disuka dan selalu minta ditemenin itu main CATUR. Berawal dari game yang ada di komputer dan gadget Vito mulai coba-coba main catur. Vito pun sempet liat kalo catur ini memang ada papan permainan aslinya, itu sekitar umur 5 taun Vito mulai mengenal catur.

    Taun lalu sebelum ultahnya yang ke 6 Vito bilang “Bunda aku nanti ulang tahun boleh minta beliin catur? Itu kan mainnya berdua, jadi nanti aku sama bunda main. Bunda bisa ya ajarin aku?” Huhuhu… Terenyuh banget hati ini. Besoknya Vito udah pengen banget beli sampe dia bilang kalo Vito pengen beli caturnya sekarang dan ga apa-apa ga usah tunggu ultah, dengan rela Vito pake uang tabungannya.

    Sepulang sekolah kita langsung ke toko olahraga yang ga terlalu jauh dari rumah. Vito pilih catur yang harganya terbilang terjangkau Rp 60.000 aja.

    Setelah punya, catur pun jadi salah satu permainan yang Vito suka. Sering kali kalo ada abahnya (kakek) atau enin (nenek) Vito ngajak tanding catur. Hehehe Kalau ayah dan bundanya jelas jadi temen main catur sehari-hari.

    Bukan tentang kalah atau menang (walaupun namanya anak pasti ingin menang dan sesekali langkahnya ga mau salah) hehehe. Dari permainan ini juga Vito diajarkan sportifitas, ga boleh curang ato mundur lagi. Mengajarkan proses langkah-langkah catur ini memberikan pelajaran berharga buat Vito, simulasi menghadapi kehidupannya secara ga langsung dan ga sadar.

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:07 pm

      Wah terharu. Catur ini memang keren banget deh efeknya buat anak-anak. Nggak cuma main, tapi ada proses pendidikan karakter di dalamnya. Moga makin jagoan main caturnya ya, Vito

  7. August 7, 2016 / 3:25 pm

    aaaaaakkkkk mauuuuu
    aku beli ae wes mbak :*

    • Anne Adzkia
      August 7, 2016 / 3:29 pm

      Hihihi..ayo ikutan. Echa n Raffi seseruan mulu di rumah.

  8. Widi Utami
    August 7, 2016 / 6:14 pm

    Anak saya, si Kevin, baru berusia 5 bulan. Permainan yang kami lakukan masih sangat terbatas jenisnya. Maka, saya pun mencari referensi berbagai macam permainan untuk anak 0-6 bulan. Yap, bisa ditebak, belum banyak blogger Indonesia yang membahas. Tak patah arang, saya pun mencoba mencari referensi dari LN, kemudian memodifikasi sesuai dg budaya sendiri. Here there are:
    1. Naik Sepeda
    Ini merupakan permainan untuk melatih motorik kasar pada kaki si K. Caranya cukup simpel, menggerakkan kaki si K seperti gerakan memancal sadel sepeda sembari bernyanyi Sepedaku. Mulai saya lakukan saat si K usia 1 bulan. Si K sangat suka sekali. Menikmati nyanyian dan gerakan kakinya dg tertawa-tawa.

    2. Mencari Sumber Suara
    Permainan ini pake corong kertas, sembari memanggil namanya. Untuk melatih si K mencari sumber suara. Kadangkala memakai mainan yang ada bunyinya.

    3. Mobile Gym for Baby
    Usia 0-1 bulan. Saya sengaja meluangkan waktu ketika menunggu si K tidur dan istirahat pasca melahirkan untuk membuat mobile gym white and black dari kertas untuk kemudian digantungkan di atas kamar tidur. Sukses melatih fokus mata si K. ????
    Usia 1 bulan lebih, saya ganti dg mobile gym warna-warni,dari kain flanel. ????

    4. Berbincang, Menyanyi dan Mendongeng
    Meski saya mengalami gangguan pendengaran hingga tidak bisa membedakan jenis nada, tetapi saya berusaha untuk tetap mengajak si K berbincang dan menyanyi, walaupun nada suaranya entah. ????
    Seringkali suami yang melengkapi kekurangan saya dg mengajak anak kami untuk menyanyi, bersholawat dan mengaji.

    5. Kaos Kaki Edukasi
    menginjak usia 4 bukan, si K suka banget bermain kaos kaki yang ada bonekanya. Saya pun melengkapi kaos kakinya yang polos dg membuat boneka dari kaim flanel.

    Mungkim itu sedikit ikhtiar saya untuk mengajak anak bermain. Hihihi. New mom masih harus banyak belajar. Mupeng banget buku itu agar bisa jadi referensi untuk bermain bareng dg si K. ????

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:10 pm

      Keren deh stimulasinya. Moga makin nambah ilmu kalau nanti baca buku ini.

  9. August 7, 2016 / 11:10 pm

    Permainan yang paling sering kami mainkan adalah main robot dan gelitikan. Iya jadi satu. Dia seneng banget jadi robot atau tokoh-tokoh pahlawan pembela kebenaran macam Boboiboy dan saya yang jadi monsternya.

    Main permainan ini bisa bikin membatasi anak buat gak terlalu lama nonton tv dan mengajarkan nilai-nilai keberanian, kejujuran dan juga aktivitas fisik yang lumayan intens.

    Biasanya saya ya jadi monsternya dan monster favorit adalah monster laba-laba kecil yang suka menggelitik. Di sini saya bisa tangkap anak dan angkat dia buat digelitikin. Setelah lelah lompat-lompat dan main perang antara monster dan robot, gelitikan adalah cara paling ok buat bikin dia istirahat.

    Saya sih paling seneng denger suara ketawanya yang renyah pas digelitikin. Hihihi.

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:12 pm

      Sampe sekarang aku juga masih main gelitikan. Tiap hariiii. Ini anak seneng banget gelitikin orang.

  10. Liza
    August 8, 2016 / 8:58 am

    Wah mau ikutan. Tapi bookmark dulu karena lagi online pake hp

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:03 am

      Asiiik. Ditunggu yaa

  11. August 8, 2016 / 11:39 am

    Waaaa seru. Ada ide sih cuma masih galau. Aku bookmark dulu ah. Sukses mbak GAnya!

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:14 pm

      Ayo idenya keluarin mbak Put

  12. August 8, 2016 / 7:37 pm

    Permainan yang saya lakukan dengan ponakan adalah melanjutkan cerita dari cerita yang sudah ada. Seperti ada cerita dongeng dari majalan anak-anak yang sekali baca terus ending. Dari ending itu saya dan ponakan bermain, ‘andai’. Andai ceritanya ga begitu kemudian begini. Atau kadang endingnya udah gitu aja, kami masih melanjutkan dengan part-part berikutnya. Saya ingin ponakan berimajinasi dan dari sana saya belajar tingkat imajinasi anak kecil, hehehe.

    Salam

    Twitt : @nyipenengah

    • Anne Adzkia
      August 8, 2016 / 9:15 pm

      Eh ini bagus lho buat merangsang imajinasi anak. Top!!

  13. August 8, 2016 / 10:27 pm

    Memang paling seru, kalo udah terlibat main dengan anak. Permainan yang paling sering kami mainkan yaitu main tebak-tebakan. Seru aja, kadang sampai tertawa bersama dengan jawaban yang gak masuk akal hahaha

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:42 pm

      Main tebak-tebakan bagus untuk merangsang imajinasi anak ya mbak

  14. April Hamsa
    August 8, 2016 / 10:34 pm

    Wah penasaran sama 100 aktivitas serunya 😀
    Cocok buat emak2 biar gak keabisan ide 😀

    Permainan yang kusukai saat main ma anak2 tu main lempar benda ke dalam keranjang. Seruuuu. Kdng kami lempar apa aja yg ada, ya bola, ya kertas diremes2, manik2, apa aja deh :))

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:42 pm

      Segala bisa jadi mainan ya buat anak-anak mah

  15. August 9, 2016 / 6:42 am

    Permainan paling seru yang dinikmati bersama itu ketika bermain mobil-mobilan, iya si Alfi soalnya suka sama mainan kontruksi, mainannya cukup banyak, saya suka dikasih satu dan dia memegang satu, terus kita berimajinasi menjalankan mobil tersebut, saya suka karena dari situ dia selalu bercerita mengutarakan pendapatnya mengenai mobil mainan itu, aktivitas saat itu hingga mengutarakan cita-citanya yang masih tetap sama

    • Anne Adzkia
      August 9, 2016 / 6:44 am

      Alfiiii…I love u ❤️❤️❤️ Suka karena Alfi sudah tahu passionnya sejak kecil. Semangat terus yaa Alfi sayang.

  16. August 9, 2016 / 7:57 am

    Bermain bersama anak yang saat ini hampir berumur 8 bulan adalah main cilukba dengan menutup wajah saya dengan kedua telapak tangan dan nantinya si kecil akan tertawa kegirangan setelah kedua telapak tangan saya dibuka. Selain itu bermain “mengejar suara” dimana saya akan memanggil nama si kecil dari dalam kamar (sambil mengintip) dan si kecil yg ada di ruang tamu akan mencari sumber suara itu. Si kecil akan tolah toleh mencari suara dan saat si kecil mendapatkan sumber suara itu maka dia akan tertawa bahagia ????

    • Anne Adzkia
      August 22, 2016 / 5:33 pm

      Bermain sambil merangsang sensorik anak ya mbak.

  17. August 9, 2016 / 7:58 am

    Permainan yang biasa saya lakukan bersama anak anak adalah LCT nmun pertanyaannya disesuaikan dengan pengetahuan mereka. Yang sulung 9 tahun, si Abang 7 tahun, Adek 4 tahun. Seruu sekali kalau si Adek yang menang kakak kakaknya pada ngambek hhe.. Tapi saya punya cara biar mereka baikan lagi. Pada akhirnya semua dapat hadiah kecil kecilan.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 10:08 pm

      Wah apa tuh tipsnya supaya anak-anak cepat baikan?

  18. August 9, 2016 / 8:54 am

    alhamdulillah, kami diberi amanah oleh Allah 3 anak, Isya (6 tahun), Himda (4 tahun) dan baby navid (7 bulan). mereka masih di usia bermain, karena tidak ada ART ada kalanya saya menemani mereka bermain, dan juga bermain bersama mereka.

    Untuk bermain bersama, biasanya kita main lego, kita punya lego balok dan lego tipis untuk buat rumah-rumahan. kursi dijadikan terowongan, buku2 ditumpuk, dan apapun diambil terserah sesuai imajinasi himda dan isya, sedangkan saya memegang baby navid yang sibuk mengacak-acak lego, atau membantu dia meraih apa yang dia inginkan. dari berbagai benda yg dipegang, baby navid belajar mengenal bentuk, warna, dan tekstur. Himda dan Isya juga senang kalau orang tuanya ikut bermain bersama.

    selain bermain di rumah, anak-anak juga suka banget naik sepeda dan jalan2. Isya naik sepeda sendiri, saya menggendong navid sambil membantu Himda belajar naik sepeda. setelah itu, Isya dan himda suka banget mainan rumput. di depan dan samping rumah memang ada kebun. isya dan himda suka mengambil bunga rumput, menguleg-uleg daun di batu, lalu minta saya membuatkan mahkota atau gelang dari rumput. sekalian mereka belajar ttg tanaman, mana yg disebut akar, batang, daun dan bunga. mereka juga tidak kaget kalo melihat ulat bulu, kadal kecil, belalang, kumbang, dan serangga2 kecil di kebun. Mereka senang, saya juga senang 🙂

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:41 pm

      Ini mainan saya waktu kecil lho. Senang ya anak-anak bisa main dengan alam, jadi lebih dekat dengan lingkungan sekitar

  19. August 9, 2016 / 10:10 am

    Bermain dengan anak itu ga akan ada kata bosannya. Adaaa aja moment ‘wow’ yang didapat ketika bermain dengan anak.

    Ketika Aira berumur 1 tahun, dia sangat senang dengan permainan balok susun.Agar permainannya memiliki nilai tambah, di balok2 susun itu aku tempelkan juga huruf dan angka. Jadi ketika kami bermain bersama aku gunakan angka dan huruf itu sebagai ‘clue’ untuk membentuk karakter yang ia mau. Dari permainan ini dia juga secara tidak langsung belajar mengenal huruf dan angka. Bagi aku bener2 ‘wow’ banget ketika dia berhasil membentuk robot, dengan balok berhurufkan ‘H’ dikepalanya. Ketika aku tanya H itu apa, dia bilang itu Head. 🙂

    Aira juga sangat suka menggambar. Dia sangat senang jika aku menemaninya menggambar. Pasti dia akan meminta aku untuk menantangnya dengan pola. “Ayo, bunda, buatkan polanya, nanti Aira gambar,” katanya dengan riang. Kalo dia udah minta begitu, aku pun dengan senang hati membuatkan polanya. Dari lingkaran, segi tiga, segi empat, dan setengah lingkaran. Nanti oleh Aira dari pola itu dia akan menggambar apa yang ia suka. Seperti lingkaran misalnya, dia gambar menjadi bentuk ‘pita’. Dari segi tiga dia gambar menjadi bentuk ‘rumah’, dan yang membuat saya berdecak kagum adalah pola setengah lingkarang yang ia gambar menjadi ‘baju’.

    Sekarang dia telah berusia 6 tahun, dan dia masih tetap sangat suka menggambar. Sekarang permainan yang kami mainkan pun bertambah. Dia sangat senang jika diajak memainkan permainan yang ada unsur hitungannya. Dan aku pun mengajaknya untuk membuat sempoa dari botol susu bekas. Dengan begini secara tidak langsung aku juga mengasah kreatifitasnya juga.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:40 pm

      Waaah bahagianya Aira

  20. sari masyitah
    August 9, 2016 / 1:53 pm

    keren banget, bermain bersama sikecil.memang sangat menyenangkan ,

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:39 pm

      Betul mbak

  21. August 9, 2016 / 2:56 pm

    Anakku ada 3. Mereka senang banget kalau sudah ngumpul di kamar aku dongengkan pakai boneka tangan. Biasanya ketiga nempel dan saling berebutan pengen namanya disebut. Ya, aku mendongeng dengan membuat cerita sendiri dan tokohnya dengan nama anak-anak. Aku juga sengaja menyisipkan pesan moral di dalam dongengku. Nah, si Faris (10 tahun) biasanya udah hapal tuh bakalan namanya disebut, maka dia siap-siap dengan jalan ceritanya hahah…sedangkan Fatih (5 tahun) malah bakal nyambung dan pengen jalan ceritanya dia yang melanjutkan hihi…lucu deh, misalkan aku mulai dengan cerita pada zaman dahulu, hiduplah seorang Pangeran Fatih yang suka menggambar, ia sering membawa buku dan pensil ke mana saja dia pergi. Suatu hari, ia bertemu dengan Rusa. Memiliki tanduk dan berkaki empat. Ayo kakinya ada berapa? Dan anakku bakal cerita mengenai apa saja pengalamannya pernah ketemu Rusa, hihi… kalau Aisyah sih masih senang lihat boneka tangannya jadi masih tertarik dengan visualnnya saja.

    Begitulah yang aku lakukan dengan ketiga buah hatiku. Permainan ini akan membuat anak-anak bahagia, lebih merasa disayang Umminya. Orang tua juga akan melihat menstimulus kecakapan bicara anak dan mendengar. Selain itu orang tua juga diharapkan kreatif mencari cerita yang baru dan mememiliki pesan moral yang cocok untuk anak-anak.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:38 pm

      Terharu aku mbak Naqi

  22. August 9, 2016 / 10:05 pm

    Saya dan anak anak paling suka main Kursi Tembak,.Pikachu dan Kotak Pos. Ada juga Kelingking Popop.

    Intinya sih, karena semua ada lagunya.

    Anak-anakku semua senang main yang ada lagunya. Buat mereka, lagu menjadi penyemangat saat bermain.

    Saat bermain, kita akan bergantian menyanyi, makin lama makin cepat, sampai semua kehabisan napas karena tertawa.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:37 pm

      Jadi inget waktu Naufal kecil. Semua benda harus ada lagunya. Untung emaknya seneng ngarang lagu (meski asal) 😀

  23. Yeni Rahmayanti
    August 10, 2016 / 11:28 am

    Permainan yang aku sukai pas lagi bermain sama keponakan atau adik sepupu itu lompat tali sama ular tangga.Karena aku pikir banyak manfaatnya.Selain dari disukai sama mereka,main lompat tali juga termasuk jenis olahraga ringan khususnya untuk anak-anak tapi tetap menyehatkan tubuh.Sementara ular tangga,sudah umum dimainkan anak-anak.Permainan ini juga dapat melatih kemampuan anak dalam berhitung juga belajar jujur dan sabar lewat hal ini.
    Aku pikir 2 permainan ini cocok untuk dikenalkan kepada anak.Selain itu,mereka cenderung lebih mudah diawasi ketimbang jika diberikan gadget.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:36 pm

      Aah betuul. Permainan yang everlasting ini selalu seru yaa

  24. August 10, 2016 / 7:19 pm

    Waktu keponakan pertama masih kecil, hobinya main kartu. Jadi belajarnya pakai kartu. Mulai kartu huruf, angka, dan sebagainya. Biasanya kita main tebak kartu.

    Keponakan kedua ini hobinya mobil. Jadi bermain dan belajarnya lewat mobil. Mulai dari mengenal warna hotwheels, bagian-bagian mobil. Bahkan saat macet, kita asyik menghitung jumlah mobil. Tebak warna serta jenis mobil. Lewat mobil dia belajar juga tentang rambu rambu lalu lintas.

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:35 pm

      Media belajar ternyata gak harus kertas dan pensil ya. Mainan pun bisa jadi alat belajar. Keren

  25. August 10, 2016 / 9:11 pm

    Sejujurnya, saya tak mengetahui nama sebenarnya permainan ini. Saya menyebut permainan ini dengan sebutan “permainan perang-perangan”. Semasa duduk di bangku sekolah dasar, saya sering memainkannya bersama teman-teman sekelas. Lalu saya mengenalkan permainan ini kepada anak saya. Permainan ini dimainkan untuk dua orang. Satu lawan satu.

    Alat yang dibutuhkan untuk permainan ini hanya kertas dan pensil.

    Cara memainkannya adalah sebagai berikut :

    Selembar kertas yang diambil dari buku tulis dilipat menjadi dua sama besar. Kedua bagian tersebut akan menjadi menjadi wilayah pertahanan para pemainnya. Di masing-masing wilayah tersebut, kedua pemain bisa menggambar pasukan yang dikehendaki. Bisa berupa orang, tank, kapal, atau mungkin juga pesawat. Jumlah pasukan yang dimilik para pemain harus sama banyak meski bisa berbeda-beda bentuk dan posisinya.

    Setelah semuanya sudah siap. Permainan dimulai oleh salah satu pemain dengan menembak pasukan musuh. Caranya adalah dengan membuat sebuah bulatan kecil dengan pensil di wilayah pertahanan dengan terlebih dahulu memperhatikan posisi pasukan lawan yang akan ditembak.

    Setelah bulatan selesai dibuat, kertas dilipat. Di bagian belakang kertas, bagian bulatan tersebut akan tercetak lalu dibulatkan lagi dengan pensil. Tujuannya adalah agar tanda hitam pada bulatan yang dibuat sebelumnya meninggalkan bekas di daerah lawan.

    Jika tanda hitam tersebut mengenai pasukan musuh, maka pasukan musuh berkurang. Siapa yang berhasil menghabiskan pasukan musuh lebih dahulu, maka dialah pemenangnya.

    Komentar anak saya ketika saya ajak memainkan permainan tersebut adalah “Seru, Bi!” dan kami bermain dalam beberapa ronde.

    twitter : @rifki_jampang

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 9:34 pm

      Waaah saya juga main dulu. Kalo versi digitalnya mirip game battleship ya.

  26. Ayatin
    August 10, 2016 / 9:54 pm

    Puzzle mb. Ponakan kecil ini susah banget belajar. Bahkan bedain warna aja ogah-ogahan tp kalo udah dikasih puzzle. Wowwww cepatnya bukan main. Bahkn ketika diulang lg ia bisa menyelesaikannya lebih cepat. Hmmm. Bagi saya itu amazing bangeeett
    Twitter: @tenchoQ

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 10:06 pm

      Waah main puzzle mmg nggak bikin bosan

  27. August 10, 2016 / 9:55 pm

    Permainan sederhana bersama anak tetapi menyenangkan adalah membuat mainan sendiri. Selain emaknya harus kreatif, permainan buatan sendiri juga mengajarkan kesederhanaan…

    Twitt dan ig: @witri_nduz

    • Anne Adzkia
      August 10, 2016 / 10:06 pm

      Betul banget mbak

  28. September 27, 2016 / 1:34 pm

    Ini sudah ada info pemenang kah mbak? hihi,, apa saya kurang update,, T_T makasih mbak ,, :*

    • Anne Adzkia
      September 27, 2016 / 1:36 pm

      Udaaah 🙂 pemenangnya Naqiyyah Syam dan Zia Subhan.

  29. June 30, 2017 / 12:17 pm

    Setelah membaca buku \”Cinta Yang Berpikir\” karya mbak Ellen Kristi, dan juga setelah mengamati kegiatan Fair membuat Nature Journal setelah rutin jalan-jalan di alam, kami pun jadi tergerak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *