
Dalam perjalanan roadtrip ke Jawa Tengah yang baru sebagian saya ceritakan di Napak Tilas Tiga Manula hari pertama, di hari-hari akhir kami kembali mampir ke Semarang (cerita menyusul ya). Di sini, saya dan keluarga menginap di sebuah penginapan atas rekomendasi teman-teman saya.
Kata mereka, “Hotelnya cakep. Instagrammable banget.” Nama hotel ini adalah Djajanti House.
Saya coba browsing dulu Djajanti House ini dan memang penampakannya lumayan. Dengan model kamar yang lain dari pada yang lain, yaitu terdiri dari kamar bunk bed dan satu mezzanine dengan single bed. Kalau sebelumnya saat menginap di Zenrooms Hotel Jakarta kami mendapat satu family bed yang bikin kita tidur rame-rame. Sedangkan saat di Hotel Scarlet Dago, kami memesan twin queen beds. Jadi ini adalah sesuatu yang baru.
Nah, melihat ada satu kamar dengan budget terjangkau bisa muat untuk berempat, kami seneng banget. Usai jalan-jalan di Lawang Sewu, kami ke sana. Hari sudah senja, badan lelah dan gerah. Kebayang ingin cepat-cepat ke kamar hotel berAC dan mandi.
Alamat Djajanti House di Jalan Semeru raya No. 4B, Karang Rejo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasinya di perumahan yang menurun. Saya suka area seperti ini, karena mengingatkan akan kota Balikpapan.

Begitu memasuki gerbangnya, halamannya rimbun. Penuh pepohonan, bunga-bunga dan tanaman merambat. Kalau kita mau menuju resepsionisnya, harus naik tangga ke lantai 2. Saya nggak begitu ngeh ada apa di lantai 1 ini, karena tertutup bebatuan dan tanaman rimbun.
Resepsionnya nggak seperti hotel pada umumnya. Tampak seperti beranda rumah dengan perabot-perabot vintage Jawa yang bau khas kayunya menggoda indera penciuman. Saya belum ngeh juga bagaimana penampakan sekeliling beranda itu, karena ingin cepat-cepat masuk kamar dan menjeburkan diri dalam aliran air yang sejuk.

meja resepsionis di area lounge yang terbuka. unik banget yaa
Esoknya saya baru sadar kalau beranda itu memang unik. Disini sekaligus juga menjadi area makan dan hang out keluarga.
Anak-anak saya bersama teman-temannya keesokan harinya membaca buku, main catur dan bermain permainan lainnya di sini. Saya dan suami ikut mengobrol sambil menikmati sarapan dan teh pagi juga. Saya sempatkan mengambil beberapa foto yang akan saya unggah di Instagram.
Menikmati Salah Satu Kamar di Djajanti House
Saya benar-benar butuh istirahat. Begitu kami memasuki kamar, saya nggak langsung merebahkan diri di kasur seperti biasanya ketika masuk kamar hotel. Kali ini saya menjelajah dulu. Begitu masuk, kami disuguhkan dengan suasana kamar yang temaram. Dinding kamar yang terbuat dari bata eksposed menambah kesan temaramnya.
Di hadapan saya ada sebuah kasur ukuran queen dan di sebelahnya ada tangga menuju mezzanine lantai atas. Semua interior terbuat dari kayu. Di balik tangga, ada sebuah meja dengan lampu duduk dan minibarnya.

ada lantai duanyaaa

saya memotret dari atas mezzanine
Kamar ini punya pintu belakang menuju balkon. Di balkon ada sebuah jemuran handuk dan dari sana kita bisa memandang tanaman rambat yang rimbun.
Yang lucu, ketika akhirnya saya mandi (ya ampuuun, nggak tahan banget pengin basahin badan), saya bisa ngobrol dengan orang yang ada di lantai bawahnya. Hahaha. Sampai-sampai anak saya mandi sambil ngobrol dengan anak lain yang mandi bersamaan. Untung saja masih teman juga, hihihi.
Ternyata, kamar mandi ini tidak berdinding tembok, melainkan dari jerami sehingga tidak kedap suara. Begitu juga kamar mandi di lantai bawahnya. Tapi tetap aman kok, karena jerami ini menghadap tanaman merambat yang rimbun dan nggak mungkin bisa diintip orang.

tempat tidur utama; semula saya kira dapat yang bunk bed tapi ternyata kami nggak kebagian

single bed di area mezzanine
Satu hal yang sempat membuat saya kecewa, yaitu karena kamar yang ada di web (kami memesan lewat booking.com) berbeda. Saya berharap bisa dapat kamar dengan satu bunk bed dan satu bed di mezzanine. Ternyata yang tersedia hanya satu queen bed dan satu single bed di mezzanine. Tapi ini sudah lumayan juga, karena kami jadi nggak perlu tidur berdesakan.
Dengan rate yang cukup terjangkau yaitu Rp 400.000-an, kita bisa menginap di Djajanti House, penginapan bernuansa tradisional dan menyenangkan, plus instagrammable.
suasananya homy banget ya mbak
Iya mbak, benerrr
Bagusnyaaa … cocok buat menyepi ala ala nih Mbak
Hihihi iyaa, liburan tanpa mikirin kerjaan cocok bgt di sini
Hommy n uniiik ya mba
Iya mba
Hommy n uniiik ya mba, rada2 mirip rumah panggung gitu
Sebenernya sih nggak mbak. Tapi saya sulit jelasinnya nih, jadi nggak tergambar dgn baik deh
ini hoteelnya lebih asri dibandingin sama yang di cirebon ya teh?
*tampaknya
Tapi lebih enak di sini kayaknya tampak jadul, tapi kataku enakeun lebih homy
Hmmm..lebih enak yang di Cirebon sih, teh. Lebih kerasa luxurynya
Jadi pengen liat kamar mandinya, Mbakkk. Hehehe
Dalem kamar mandinya sih biasa aja, modern. Tapi ada salah satu dindingnya yang penutupnya jerami gitu, jadi kan nggak kedap suara ya 🙂
uwoooh mbak hotelnya asri banget mbak, suka sama suasananya
Hotelnya banyak pepohonan dan rimbun. Enak bgt Ev
Homey abiis ya mba Anne. Bolehlah kalau pas main ke semarang
Bangeeet. Kamarnya juga nyaman
Wuih, cozy banget, ya. Suka deh dengan hotel model begini. Udah bosen sama yang suasana modern….
Sama Teh, nyaman banget karena berasa liburannya
Hommy banget yaaa kayak di rumah, halaman nya luas dan hijau
Iya Om Cum. Udah mampir marih belum?
suasananya nyaman ya seperti di rumah, halamannya hijau menenangkan
Wah nyaman banget tempatnya mbak..
Kalau ke Semarang bisa nih diinepin hehe TFS 🙂
wahhhh ngga tahu dirimu ke semarang, mbak…sering denger djayanti house ini ternyata asyik juga yaaa
nyaman banget
Duuuh, saya jadi Geer, soalnya nama hotelnya mirip nama saya xD
xixixixixi
Keren euy hotelny (y)
Wow, hommie, natural, dan harganya aman.
Bolehlah dimasukan kedaftar tempat nginep klo ke semarang.
Makasih reviewnya, mba Anne.
berasa di rumah sendiri… hehe
Kalau buat sendirian atau berdua, aku sih rekomendasikan kamar A. Asik dan strategis.
Tapi menurutku ya Ne, karena penginapan ini dirancang menggunakan bahan-bahan lawas, jadi terkadang isi kamarnya gak selalu sama. Misalnya aja, ada yang kamarnya dapat ranjang bunkbed seperti keinginanmu, ada juga yang nggak.
Tapi yang aku suka dari penginapan ini adalah kedekatannya dengan alam. Dan kamar mandinya itu asik banget, gak pengap jadinya, karena ada akses keluar. Aku lebih suka kamar yang di bawah, karena bisa punya teras dan taman pribadi. Sementara yang atas menggunakan balkon.
Dan selama nginep di sini, aku malah jadi kepikiran punya guesthouse atau rumah yang konsepnya serupa. Pasti seru khaaaan?
keren hotelnya