Ketika kita mendengar kata belajar atau pendidikan, biasanya akan terlintas kata sekolah. Secara umum, sekolah dipercaya sebagai sarana pendidikan yang dianggap paling tepat untuk memfasilitasi proses pendidikan. Sejak usia 6 – 7 tahun, para orang tua mulai memercayakan proses mendidik anak-anak mereka di lembaga bernama sekolah. Bahkan kini lebih dini lagi, ada sekolah untuk bayi dan batita. Bagaimana jika alih-alih berangkat ke sekolah, anak menghabiskan waktunya di rumah bersama orang tua. Belajar tanpa dibantu oleh tenaga pendidik profesional seperti anak-anak pada umumnya. Apakah mereka bisa dikatakan menjalankan proses pendidikan? Tentu saja. Hanya saja, mereka menjalankan pendidikan rumah atau homeschooling. Dalam bukunya, Sumardiono atau yang biasa dipanggil Aar, mengemukakan seluk-beluk dunia homeschooling yang telah dijalankan bersama istrinya, Mira Julia dan ketiga anak mereka, Yudhis, Tata dan Duta. Sesuai dengan judul bukunya “Apa Itu Homeschooling”, Aar banyak menjelaskan tentang hal-hal yang selama ini membuat para pelaku homeschooling pemula dan keluarga yang ingin mencoba homeschooling ragu untuk memulai. Apakah benar homeschooling bisa menggantikan seluruh proses belajar anak  di sekolah yang dilengkapi fasilitas dan dilakukan oleh tenaga profesional? Bagaimana dengan pergaulan dan sosialisasi anak dengan teman sebaya? Jika tidak sekolah, bagaimana jadinya masa depan anak kelak? Beragam pertanyaan tentang homeschooling dijelaskan dengan rinci oleh Aar berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya di dunia yang sudah menjadi bagian dari kesehariannya itu. Diawali dengan status legalitas homeschooling sebagai program pendidikan informal yang keberadaaannya diakui dan dilindungi oleh UU no 20/2003. Lebih lanjut dijelaskan bawa unsur terpenting dalam pendidikan adalah… View Post