Cari Sarapan Di Bogor, Yuk

Sudah pernah cari sarapan di Bogor? Bagi orang Jakarta, yang kesehariannya dilingkupi oleh udara panas dan debu,  jalan-jalan ke Bogor di pagi hari merupakan kebahagiaan tersendiri. Apalagi kalau kita bisa berangkat ba’da Subuh dari Jakarta dan tiba di Bogor masih pagi, kita belum terjebak dalam kesibukan akhir minggu warga Bogor.

Seperti pagi itu, kami sekeluarga sengaja ingin mengunjungi kota Bogor. Malas bermacet-macet, kami sudah tiba di Bogor menjelang jam 7. Beberapa ruas jalan masih lengang. Toko-toko yang sejatinya bisa kami jadikan tempat wisata kuliner, masih tutup. Tujuan kami berangkat pagi adalah untuk menghindari kemacetan di tol JORR dan Jagorawi.

Berangkat pagi-pagi ternyata menyisakan tantangan baru. Perut lapar dan kedai-kedai yang tampak cosy itu masih tutup. Akhirnya, kami terus berjalan menyusuri jalan-jalan utama dan menemukan tempat yang ramai dikunjungi orang. Mobil tampak parkir di depan kantor-kantor dan area pertokoan. Tampak tenda dan gerobak dikerumini orang.

Jadi, Dimana Bisa Sarapan di Bogor

Ternyata, di sinilah orang mencari sarapan di Bogor pagi di tengah kesejukan kota hujan ini. Letaknya di jalan Ahmad Yani, tepat di area parkir Gedung Wanita. Ada banyak jajanan yang bikin saya ngiler ingin mencoba semua (maklum, hobby jajan dan makan, jadi selalu kalap).

Sepertinya tempat ini memang menjadi tujuan warga Bogor yang suka berolah raga pagi di tengah kota. Karena pagi-pagi saja, dimana area lain masih sepi, di tempat ini sudah begitu ramai. Saat itu, perut kami juga sudah keroncongan. Melihat jajaran penjaja makanan membuat laparnya makin menjadi.

 

Penjual makanan yang saya spot pertama kali adalah penjual ketoprak. Tapi makan ketoprak di Bogor rasanya kurang pas ya. Jauh-jauh ke Bogor hanya untuk makan ketroprak sih, terlalu biasa. Saya mencari sesuatu yang menjadi ciri khas Kota Bogor, yaitu soto mie.

Sebelumnya, saya pernah makan soto mie di dekat terminal Baranangsiang, rasanya enak banget. Dan saya belum menemukan yang seenak itu di Jakarta. Nah, kali ini saya berharap soto mie-nya enak, secara dijual di kota asalnya.

 

 

Daaan, soto mie-nya enak. Meski satu porsi rasanya kurang nendang (saya benar-benar lapar berat saat itu). Tapi daripada nambah semangkok lagi, mending sisa ruangan di perut saya diisi makanan lain. Dan pilihan saya jatuh ke penjual penganan tradisional. Saya langsung tertarik sate kikil dan klepon. Anak-anak beli donat, suami beli kue cincin.

Perut kenyang, deh. Nggak salah cari tempat sarapan di sini. Dan nggak nyesel berangkat Subuh dari rumah buat dapet makanan enak dan sarapan di Bogor.

 

 

 

Anne Adzkia