Cara Asyik Ngajak Anak ke Dokter Gigi – Ini adalah tulisan saya yang dimuat di Ummi-online pada tanggal 7 Maret 2015 lalu.
“Bundaaa, gigiku sakiiit.” Kalau anak sudah mengeluh sakit gigi, para bunda biasanya mulai bingung dan panik. Karena, sakit gigi bisa membuat anak rewel, tidak mau makan dan tidur. Dalam kondisi tertentu, sakit gigi bisa diredakan sementara. Namun untuk mengetahui penyebab sakit gigi dan mencegah sakitnya berulang, anak sebaiknya diajak mengunjungi dokter gigi untuk berkonsultasi.
Mengajak anak ke dokter gigi seringkali tidak mudah. Bahkan, banyak anak yang takut ke dokter gigi. Hal ini wajar, karena bagi anak-anak, dokter gigi beserta peralatannya merupakan hal baru, bau yang tidak akrab di hidung, dan orang asing yang akan menyentuh bagian tubuh mereka.
Ada beberapa tips cara asyik mengajak anak ke dokter gigi:
1.Lebih cepat lebih baik
Ajak anak-anak memeriksakan giginya sejak dini, yaitu sejak mereka masih dalam periode gigi susu. Kunjungan ini tujuannya untuk memperkenalkan anak dengan dokter gigi dan ruangan praktiknya. Tapi ingat Ayah Bunda, tidak perlu mengajak anak saat anggota keluarga lainnya periksa gigi, sebab reaksi negatif orang tua atau anggota keluarga lain seperti kesakitan atau takut dapat memengaruhi si anak.
2.Metode dongeng dan bermain peran
Perkenalkan anak dengan profesi dokter gigi lewat dongeng dan buku. Biasanya, anak mudah menyerap informasi yang diceritakan orang tua lewat dongeng sebelum tidur.
Memperkenalkan dokter gigi juga bisa dengan bermain peran. Misalnya, anak menjadi pasien dan orang tua sebagai dokter giginya, lalu bergantian. Buat suasana tampak menyenangkan dan hindarkan kalimat-kalimat “sakit, darah, suntik” saat bermain.
3.Tidak menakuti anak
Jangan pernah menakuti atau mengancam anak dengan sesuatu yang menakutkan, seperti “Kalau tidak mau makan, nanti giginya sakit dan dibor oleh dokter gigi” atau “Cepat masuk rumah, nanti ada dokter gigi bawa suntikan.” Hal-hal seperti ini akan memberikan kesan negatif dan saat anak perlu ke dokter gigi dia merasa kunjungan ini berupa hukuman atau hal yang menakutkan.
4.Metode Tell-Show-Do
Ajak anak untuk berkunjung ke dokter gigi saat giginya belum bermasalah. Hal ini bertujuan agar anak tidak takut saat dia benar-benar memerlukan tindakan.
Menurut drg. Maryanne Susanti, SpKGA, M.Kes. atau yang akrab dipanggil dokter Susan ini mengatakan, pada kunjungan pertamanya anak akan diperkenalkan dahulu dengan alat-alat dan jenis perawatan yang biasa dilakukan. Metode ini dinamakan Tell-Show-Do. Dokter akan memperkenalkan berbagai alat dengan nama-nama khas seperti belalai gajah (alat utuk menyedot ludah), kursi astronaut (dental chair), semprotan angin (air spray), guling gigi (cotton roll), sendok gigi (instrumen untuk membersihkan gigi/excavator), menyikat gigi (tindakan membersihkan plak), dan lain-lain.
5.Luangkan waktu dan tidak terburu-buru
Saat masuk ruang praktik, mungkin anak akan kaget. Biarkan dia menyesuaikan diri dengan sekelilingnya, mengobrol dengan dokter giginya dan melihat-lihat alat yang digunakan. Saat terburu-buru, biasanya orang tua ingin si anak mendapat tindakan langsung. Padahal dokter Susan mengatakan tindakan pertama yang sebaiknya diperoleh anak adalah perawatan dengan trauma minimal, seperti membersihkan gigi dari plak. Hal ini untuk mencegah si anak kapok datang ke dokter gigi.
6.Anak rewel dan menangis itu wajar.
Anak akan bereaksi terhadap ketidaknyamanan dengan menangis atau merajuk. Percayakan kondisi ini pada dokter gigi dan asisten untuk membujuk anak dan berkenalan satu sama lain. Tidak perlu mengiming-imingi anak dengan hadiah atau menjanjikan bahwa tindakan dokter gigi pasti tidak sakit. Ini untuk meghindari kehilangan rasa percaya si anak pada dokter giginya kelak.
7.Kunjungi dokter gigi yang sama
Dengan mengunjungi dokter gigi dan ruang praktik yang sama, anak akan merasa familiar. Baik orang tua maupun dokter gigi dan asisten tidak perlu mengulangi proses perkenalan sejak awal lagi. Ini untuk memperlancar apabila si anak memerlukan tindakan yang agak lama.
8.Jika gagal, ulangi proses dengan cara yang lebih menarik bagi anak
Bukan tidak mungkin, kunjungan pertama anak ke dokter gigi gagal. Ini bisa terjadi karena berbagai hal, seperti mood anak yang berubah, kelelahan karena menunggu di ruang tunggu terlalu lama, bosan atau mengantuk. Jangan kecil hati, ulangi proses-proses di atas dengan bahagia.
Selamat berkunjung ke dokter gigi bersama anak dengan bahagia.
Untuk versi aslinya, silakan kunjungi Ummi-online di sini.