
Pernah ngalamin writer’s block atau kehilangan ide nulis atau dalam bahasa saya ilfil sama tulisan kita? Well, buat yang punya aktivitas nulis rutin, writer’s block dapat diibaratkan sebuah virus yang tiba-tiba datang, meminta kita untuk bersin-bersin sebentar dan bed rest. Dalam kondisi ini, jika kita malah keenakan tidur, ketika bangun kepala kita akan pusing dan membutuhkan perpanjangan tidur.. dan tidur dan terus tidur. Mungkin pusingnya akan hilang suatu saat, tapi kita lupa terhadap aktivitas yang sedang kita lakukan.
Hehehehe, benar nggaknya analogy itu, saya juga kurang yakin. Itu hanya karangan saya aja pas saya menghadapi kondisi writer’s block. Ya, seperti saat ini. Saya lagi bingung buat melanjutkan chapter yang sedang ditulis. Padahal baru mulai, lho. Baru sekian belas halaman. Still a loooong way to go to be a novel. Tapi, saya nggak mau nyerah.
Jadilah saya browsing ke beberapa tempat dan mencari artikel yang pas untuk mengatasi writer’s block. Dari beberapa blog para penulis senior seperti Sitta Karina dan Gola Gong, atau twitternya mbak Ari Nur, mbak Ifa Avianty dan sebagainya, saya membuat sebuah kesimpulan (sekali lagi ini mah bahasa saya aja ya, bukan copas kata-kata para penulis senior) penyebab kita mandeg menulis antara lain:
Kenapa bisa terjadi writer’s block
- Kurang persiapan sebelum menulis.
Persiapannya apa aja, tuh? Saya merangkumnya menjadi 2 yaitu persiapan pribadi dan teknis.
Yang saya maksud persiapan pribadi adalah
– Tidur cukup (alias nggak ngantuk). Soalnya kalau saya maksain nulis ketika ngantuk, hasilnya nggak akan ada satupun huruf yang keluar.
– Cukup asupan makanan. Nggak nulis pas perut keroncongan, karena ujung-ujungnya malah kepikiran makan atau nulis sambil ngemil. Nggak konsen, deh.
– Nggak nyambi kerjaan lain. Kata lainnya, kalau kita punya kerjaan lain yang lagi nanggung, kerjakan dulu. Supaya perhatian kita terpusat ke tulisan.
Sedangkan persiapan teknis adalah
– Banyak baca. Membaca adalah amunisi perang penulis. Kalau kurang baca, bagaimana kita bisa mendapatkan ide, improve kemampuan nulis kita, atau menambah wawasan dan kosa kata untuk ditulis.
(Baca: Menggali Sumber Ide)
– Mempersiapkan outline, synopsis dan mainstream tulisan kita mau dibawa kemana. Kalau kita nulis tanpa ini, sama aja kayak terjun bebas tapi nggak nyiapin parasut.
2. Jenuh nulis.
Manusiawi banget ya kalau kita jenuh akan rutinitas harian. Bukan cuma nulis, pekerjaan lain juga bias bikin jenuh. Jadi gak usah merasa bersalah kalau tiba-tiba jenuh.
Solusinya: Refresh Our Mind and Body
– Tutup komputer, cari kegiatan lain.
– Baca buku, yang nggak berhubungan dengan tulisan kita.
– Nonton film.
– Kalau saya sih lebih suka main sama anak.
– Mau shopping juga boleh kalau punya duit.
– Nah, ini nih hobby saya kalau lagi jenuh…jalan-jalan ke toko buku.
– Ngerjain hobby. Kalo hobbynya masak, masaklah makanan yang baru. Kalau saya punya hobby fotografi, jadi seneng baca-baca buku fotografi plus jeprat-jepret pake kamera.
– Olahraga. Yes, fitness atau jogging konon efektif membuang jenuh.
– Kadang saya juga brainstorming sama temen-temen di grup menulis, saling share info. Dari obrolan itu kita akan dapat ide baru buat kembali nulis plus seger karena bisa ngeluarin uneg-uneg karena kejenuhan tadi.
Yah, begitu deh beberapa hal yang berhasil saya kumpulin dari beberapa sumber plus pengalaman pribadi. Saya nulis ini ketika lagi macet nulis, lho. Abis ini, saya mau tutup komputer dan baca novel dulu, ah. Cari ide.
Caiyooo…selamat menulis, temans.