Aku Menangis, Karenamu

Aku Menangis, Karenamu

Dan aku pun menangis…
Bukan karena badan ini yang lelah karena aktivitas seharian.
Bukan pula karena berpisah dengan orang-orang tersayang.
Apalagi karena berita kalah menang capres pilihan.

Aku menangis…
Karena sebentar lagi Ramadhan akan pergi.
Dan amal ini terasa belum maksimal kukerjakan.
Masih banyak malam-malam yang kuisi dengan tidur lelap.
Masih banyak waktu-waktu yang tersia tanpa ibadah.
Masih banyak dengki dan amarah terpendam dalam hati.
Masih banyak ucapan yang sia-sia keluar dari bibir ini.

Aku semakin sedih…
Tatkala aku sadar, apakah umurku kelak sampai
Menuju ke Ramadhan tahun depan.
Atau
Apakah aku sanggup
Mengisi sebelas bulan ke depan dengan amal shalih.
Padahal amunisiku tak cukup kuisi.
Bekal ruhiyahku belum banyak kupenuhi.

Ramadhan…
Janganlah terlalu cepat berlari.
Izinkan aku membersamaimu dalam detik-detik akhir ini.
Menuntaskan mengisi malam-malam panjangnya.
Meraih laylatul qadr-nya.
Menggapai cinta Sang Rabbul Izzati.

Tunggu aku…
Pelankan sedikit langkahmu…
Karena aku rindu, meski Engkau belum benar-benar pergi.

(Anne, di penghujung Ramadhan 1435 H)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *