
Dimana Bisa Menyembunyikan Anak-anak?
Kadang pertanyaan seperti ini berkelebat dalam bayangan saya. Gimana nggak, kondisi di sekitar kita baik di dunia nyata maupun maya sepertinya dipenuhi banyak ancaman. Saya ingin tempat yang aman untuk membesarkan anak-anak. Adakah? Di mana? Kalaupun ada, pasti letaknya jauh dari rumah dan kita tak sanggup mencapainya.
Orang tua mana yang nggak khawatir kondisi anak-anaknya setiap kali membaca berita, ada saja ancaman buat mereka. Mulai dari ancaman fisik seperti penculikan dan kejahatan-kejahatan fisik lainnya; ancaman akidah seperti penyelewengan agama dan krisis keteladanan; ancaman moral seperti gaya hidup materialisme, pornografi hingga kelainan orientasi seksual.
Baru-baru ini, di berita nasional sedang diramaikan oleh berita terkait LGBT. Kita pun nggak bisa menggantungkan harapan pada pemerintah yang nota bene banyak tanggung jawabnya. Maka jika kita yang peduli terhadap hal ini demi menyelamatkan anak-anak, kita harus melakukan sesuatu.
Kita harus mencari solusi!
Yang paling menyedihkan terkait kasus ini adalah sepertinya pengidap kelainan ini semakin banyak dan penyebarannya meluas. Ya, jangan lupa, mereka bisa saling menularkan. Dari mana mereka menularkannya? Sosial media! Betapa dahsyatnya pengaruh sosial media, konon hanya melalui twitter, mereka bisa mengajak generasi-generasi muda yang “polos” untuk mengikuti kebiasaan laknat yang pernah dilakukan kaum Nabi Luth, as ini.
Kenapa begitu mudah? Karena kini, ponsel sudah dimiliki hampir oleh semua anak usia menjelang remaja. Dengan otoritas yang mereka miliki secara penuh, mereka bisa mengases akun-akun JAHILIYAH yang kini tersebar dan terbuka luas. Dengan mengetikkan satu kata kunci, maka jerat setan itu siap menerkam mereka. Ya, menerkam anak-anak kita.

Tantangan Orang Tua di Era Percepatan Teknologi
Permainan saya dan teman-teman ketika masa kanak-kanak dulu, cukup beragam. Mulai dari main congklak, bekel, orang-orangan, masak-masakan, petak umpet, gobak sodor, bikin wayang dari batang daun singkong, petok lele, lompat karet, tap benteng, kakak mia, kasti, ular naga, waaah masih sangat banyak untuk disebutkan satu-persatu.
Belum lagi main boneka, mobil-mobilan yang dibuat sendiri dari berbagai bahan yang tersedia di sekitar rumah. Semuanya menggunakan media yang beragam. Saat bermain, rasanya ruang tengah saja nggak cukup. Butuh lapangan yang luas, teras yang lapang, sisa-sisa kardus, kayu dan ranting, batu bata dan dedaunan, kapur tulis, bambu, dan banyak lagi.
Lalu saya membandingkan dengan mainan anak saya sekarang. Begitu latihan motorik sudah dilewati dan anak-anak saya memasuki usia sekolah, yang paling banyak dijadikan mainan tak lain dan tak bukan adalah gadget. Mulai dari tablet, ponsel sampai laptop. Ruang yang mereka butuhkan nggak banyak, cukup sofa yang nyaman dan bantal.
Kalau dulu, saya dan teman-teman sering dipanggil orang tua untuk segera pulang dan jangan terlalu banyak main di luar, karena katanya takut hitam. Sekarang, susah sekali mengajak anak-anak saya keluar untuk sekedar lari-lari di jalan depan rumah bersama adik/kakaknya. Katanya, lebih baik cari tempat adem atau berAC untuk main game di gadget.
Bikin ibunya geleng-geleng kepala.
Perubahan begitu cepat. Setiap dekade membawa warnanya masing-masing. Dekade saat kita hidup sekarang merupakan momen yang sangat identik dengan percepatan teknologi. Sebagai orang tua masa kini, tantangannya pasti sangat berbeda dengan orang tua tahun 80-90an dulu.
Tantangan orang tua masa kini, diantaranya:
- Nggak boleh gaptek. Kalau gaptek, bisa kalah dengan anak dan nggak bisa mengontrol interaksi anak dengan gadget.
- Mendampingi anak. Terutama saat anak-anak menonton video/film dan bereksplorasi melalui gadget, kita harus menyempatkan diri ada di samping mereka.
- Kreatif mencari kegiatan seru. Apalagi seperti anak-anak saya yang menjalankan homeschooling, yang semua bahan belajarnya lewat gadget. Jadi selingan kegiatan non gadget itu wajib ada.
- Membangun komunikasi yang baik. Dimulai dengan memahami diri sendiri, lalu memahami anak. Dari sini, cara berkomunikasi yang sehat bisa terbangun.
- Menentukan media yang layak dikonsumsi oleh anak. Memilih film yang layak tonton, game yang aman untuk anak, dan buku-buku yang mendidik.
- Memilih gadget yang ramah anak. Sekarang sudah ada ponsel yang ramah anak, lho. Simak terus tulisan saya, ya.

Hmmm, susah ya jadi orang tua
Pandangan Kami Tentang Ponsel buat Anak
Anak saya: “Ummi, where can I have my own cell phone?”
Saya: “When you are turning 18.”
Anak saya: “How come? That’s gonna be too long. Can I have it now?”
Saya: “Sorry, I can’t answer it right now. I need to discuss it with Abi, and I’ll let you know later.”
Ini obrolan negosiasi anak saya yang usianya menjelang 12 tahun ini. Anak-anak seusianya hampir sudah memunyai telepon genggam mereka sendiri. Itu yang sering saya lihat pada anak-anak sekolah. Meski anak saya mayoritas waktunya dihabiskan di rumah, karena mereka homeschooled, namun nggak bisa dipungkiri internet menjadi kebutuhan juga. Anak-anak saya banyak belajar menggunakan media internet, beberapa diantaranya menggunakan ponsel.

Mainan anak kekinian
Selama ini, dia masih menggunakan ponsel saya baik untuk belajar, browsing atau mengintip akun sosial media saya (oleh karena itu saya nggak bisa macem-macem di sana dan langsung mendelete teman yang share gambar yang berbau pornografi dan kekerasan).
Namun, adakalanya orang tua tetap lengah, bukan? Kita nggak bisa memerhatikan semua aktivitas anak-anak selama full 24 jam. Apalagi anak saya hampir menuju remaja yang sudah membutuhkan sedikit privacy.
Saya tetap ketakutan dan ngeri kalau membayangkan secara nggak sengaja anak-anak saya membuka video yang isinya nggak kami kehendaki. Atau akun-akun berbahaya yang saya ceritakan di awal? Lalu bagaimana mengontrolnya?
Apalagi kita nggak bisa menutup akses anak-anak kita terhadap teknologi. Namun kadang saya merasa, nasihat saja tentu nggak cukup. Harus ada sesuatu yang membantu kita para orang tua agar merasa lebih tenang saat anak-anak kita berinteraksi dengan gadget, meskipun itu gadget orang tuanya.
Kenalan Dengan Acer Liquid Z320 dengan Fitur Kids Center
Saya surprised banget ketika tahu ada sebuah ponsel yang punya fitur Kids Center. Ini semacam jawaban kegalauan saya yang sangat khawatir eksposure internet bagi dunia anak-anak saya. Kids Center yang bisa membuat ibu tenang dan anak bahagia ini dimiliki oleh Acer Liquid Z320.
Hmmm, mari kita gali lebih dalam lagi.
Kids Center merupakan fitur khusus yang disediakan Acer Liquid Z320 untuk digunakan khusus oleh anak-anak agar nggak bereksplorasi kemana-mana yang berpeluang membuka konten-konten dewasa. Meski di keluarga kami, akses untuk ponsel nggak bebas, tapi dengan fitur ini saya bisa sedikit bernafas lega dan bisa meninggalkan mereka sejenak untuk ‘me time’ atau istirahat.
Sebelum menggunakan, kita harus mengaktifkan Kids Center ini dengan cara yang sangat sederhana.

Langkah-langkah mengaktifkan Kids Center (sumber www.acerid.com)
Kenapa KIDS CENTER ini bagus? Tentunya karena cocok dan aman untuk anak-anak. Secara detilnya, manfaat applikasi Kids Center ini sebagai berikut:
- PARENTAL CONTROL
Fitur yang terdapat dalam Kids Center ini betul-betul menenangkan orang tua, karena kita bisa memantau aktivitas anak dalam mengakses internet. Anak jadi nggak bisa sembarangan membuka atau mengunduh konten dewasa atau membeli aplikasi tanpa izin spAcer (identitas user yang terdaftar).

Parental control, menjaga interaksi anak mengeksplor internet
- SAVE ENVIRONMENT
Begitu anak kita masuk ke area kids center, mereka nggak bisa keluar dari aplikasi tersebut. Ini menjaga anak-anak agar tetap berada di zona aman.
- UPDATED CONTENT
Meskipun semua tentang anak namun konten yang ada di dalamnya selalu terapdet secara rutin. Sehingga selalu ada konten-konten baru agar anak-anak nggak bosan. Ada ribuan games dan video yang bisa dinikmati oleh anak-anak.
- INTERESTING CONTENT
Saya sempat mengintip isi kontennya, di dalamnya cukup menarik buat anak-anak saya yang senang belajar tentang lingkungan dan hewan. Salah satu kontennya misalnya, National Geographic.
- PAINTER APPLICATION
Nah, kalau ini cocok untuk anak bungsu saya. Dia senang sekali menggambar dan mewarnai. Bisa sampai berlama-lama lho kalau sudah menggambar.

Media buat anak-anak yang senang mewarnai
- SAFE WEB RESOURCES
Di sini, anak-anak tetap bisa browsing dan tetap terkendali karena mereka nggak bisa membuka konten dewasa. Video channel dan game yang disediakan juga aman untuk dimainkan/diihat anak.
- TIMER
Ada setting khusus dimana orang tua bisa mengatur waktu interaksi anak dengan ponselnya. Kalau waktu habis, akan muncul notifikasi TIME OUT! Ini menjaga agar anak nggak keterusan main gadget.
- KIDS CAMERA
Anak saya lagi senang coba-coba fotografi. Dengan fitur ini, salah satu passionnya bisa terpenuhi. Kamera ini memang didisain khusus anak, sehingga sangat user friendly.

Tampilan Acer Liquid Z320 (sumber: www.acerid.com)
Nah, lengkap sudah apa yang saya butuhkan. Thanks to technology, khususnya Acer yang telah mendisain sebuah ponsel seri Z320 yang ramah anak dan membuat ibunya tenang.
Tapi sebagai orang tua, kita tetap harus menjaga anak-anak kita. Ini terkait kesehatan tubuhnya. Meski Acer Liquid Z320 ini dilengkapi BLUE LIGHT SHIELD yang lebih aman bagi mata anak, tetap perhatikan posisi tubuh mereka saat menggunakan gadget. Anak saya seringnya sambil duduk dengan posisi tubuh melengkung. Saya khawatir aja sih, takutnya bentuk tulang belakangnya terganggu. Makanya jadi agak bawel untuk urusan ini.
Oke, para emaks di seluruh negeri. Jadi emak memang repot, harus memikirkan ini itu. Syukur alhamdulillah satu kekhawatiran terhapus dengan adanya Acer Liquid Z320 yang ramah anak.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Acer Liquid Z320 Blog Competition
Cukup kuaitir juga penggunaan gadget oleh anak, tapi tak bisa dipungkiri anakku belajar banyak hal positif pun dari gadget. Kaya kemarin itu ujug2 aja dia apal bacaan sholat padahal belum kuajarin, ternyata dari game.
Gadget itu spt dua sisi mata uang ya mbak. Yg penting kontrol pemakaiannya
Elap keringet mikirin jadi ortu dan tantangannya masa kini. Hakdesh makjleb banget baca postingannya. Pengen ikutan tapi gimana ya bikin postnya. Huhuhu.
Ayo ikutan Dan, deadline hari Minggu lho
aku ngeri liat adekkmu suka banget, maniak banget sama yang namanya gadget
Adekku atau adekmu mbak? Hihihi
Sepupu ynt tuh, Teh. Mereka kan belum bisa baca tulis. Jadiii… Search video di youtube pakai suara gitu. Kadang yang disuarakan beda sama yg keluar. Ngelihatnya ngeri aja kalau keluar video tak senonoh. Kalau pakai hape ini aman kali ya buat mereka.
Iyaaa ngeri bgt kalo gitu. Hrs bener2 diawasin ya.
mainan anak kekininan tapi juga harus bisa mengambil banyak manfaat dari mainantersebut ya mbak
sukses mbak lombanya, Alfi nih akhirnya punya HP sendiri padahal aku gak mau dia pegang2 HP, anak sekarang memang ya udah gadget banget
Salah satu rekomendasi smartphone nih yang pas buat sikecil,sukses ya mbak buat reviewnya 🙂
jika berkenan,kunjungi juga reviewku mbak 🙂
Selamat mbaak menang lhoo.
Tulisannya mmg kecehh
Alhamdulillaah. Aku msh blm nyangka mbak Ophi. Makasih ya
Horray, horaaaaay, congrats ya mba Anne.
Konten menarik dan runut, cihuy bingits euy 🙂
Makasih mb Nuruuul <3
Selamat Mba Anne, tulisan jadi salah satu pemenang.
Alhamdulillah mbaa
Selamat mbak ya mbak, artikel bagus….
Terima kasih ^^
Selamat yah mba 🙂 ya mba saya juga takut kalau anak jadi membungkuk saat pegang gadget
Iya mbak, kalo keseringan khawatir bungkuk. Makasih ya
emang keren keren semua nih artikelnya..
Selamat yah .. .
Terima kasih yaa
Selamat mbak ya atas kemenangannya dalam kontes blog acer..
salam kenal 🙂
Halo salam kenal. Makasih ya
mantap mbb artikel nya (y)
Makasih mas
selalu suka dengan postingan kaka penuh manfaat bgt
Makasih ya Er :*
Ini accer keren memang klo buat adek adek kecil hihihi
bener sekali ya MBak, dulu kita diminta masuk ke rumah, sekarang susah sekali mengajak anak main di luar rumah, eeeem…
wah tulisannya sangat mengisprasi, selamat ya mbak