
Pertama, di Vienna (Wina) tempat dimana Hanum tinggal selama 3 tahun. Pertemuan Hanum dengan Fatma, seorang wanita kebangsaan Turki membawa kesan tersendiri. Wawasan Fatma akan sejarah Islam dan akhlaq Fatma sebagai seorang agen muslimah membuat Hanum tertarik untuk menggali dunia Islam lebih jauh.
Perjalanan Hanum berikutnya adalah Perancis, dimana dia bertemu dengan seorang muallaf muda bernama Marion. Dia juga merupakan ahli sejarah yang memang secara khusus mendalami pendidikan tentang sejarah Islam abad pertengahan. Darinya, Hanum mendapat begitu banyak informasi tentang keterikatan budaya Islam terhadap berdirinya bangunan-bangunan monumental di Paris. Dan Islam sangat berpengaruh terhadap kepribadian tokoh-tokoh dunia, hingga sekelas Napoleon Bonaparte.
Selanjutnya, Hanum dan Rangga, suaminya juga menapaki sebuah kota yang sangat bersejarah dalam perkembangan Islam di Eropa, yaitu Cordoba dan Granada si Spanyol. Kisah-kisah dari para pemandu mereka, sedikit banyak merubah cara pandang dan pemahaman mereka tentang bagaimana masyarakat Eropa memandang agama.
Tentu saja, Hanum dan Rangga juga mengunjungi Turki, sambil mengunjungi Fatma, sahabat lama mereka. Ternyata Fatma mengalami musibah. Turki, salah satu negara yang sangat terkenal dengan Dinasti Ottoman-nya meninggalkan peninggalan bersejarah yang luar biasa.
Dari seluruh perjalanan tersebut, Hanum merasakan masih ada kekosongan hatinya tentang pencariannya tentang Islam. Dan di rumah Allah-lah, Hanum melengkapi kekosongan itu.
Novel ini sesungguhnya adalah catatan perjalanan yang dikemas seperti kisah fiksi. Dengan penggambaran setting yang memukau. Tak hanya membuat pembaca ingin berwisata fisik, namun juga ingin wisata rohani. Terutama menapaki jejak-jejak sejarah Islam di benua biru itu.
Tak bisa berhenti membaca novel ini, karena setiap lembarnya bertaburan kalimat-kalimat indah dan pesan-pesan yang menghujam hati. Tak hanya terhibur, pembaca juga seakan disuguhi banyak pengetahuan dengan cara yang menyenangkan.
Sebagai peresensi awam, saya tak menemukan cela. Karena kalaupun ada, semua tertutupi oleh kesan mendalam tentang agama yang saya anut, bahwa betapa sedikit ilmu ini. Dan saya harus banyak belajar untuk menggali beragam catatan sejarah Islam yang ada di muka bumi. Karena saya yakin, dengan mempelajari sejarah kita bisa mencegah hal-hal yang buruk yang pernah dilakukan oleh para pendahulu kita dan mempertahankan yang baik. Agar kita bisa memberikan yang terbaik untuk agama ini, umat dan semesta.
Judul buku: 99 Cahaya Di Langit Eropa
Penulis: Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke: 17 tahun 2014
ISBN : 978-979-22-7274-1
Aku belum baca bukunya tapi sudah nonton filmnya
Lebih menyentuh bukunya kok mbak, kalo buatku. Lbh kerasa naik turun emosinya. Mmg sih filmnya menyuguhkan gambar2 Eropa yg cantik, jd daya tarik tersendiri.