
Kalau sebelumnya saya menuliskan beberapa cara agar kita bisa memulai hidup minimalis, dimana hal utama yang perlu kita ubah adalah pola pikir. Iya lah ya, semua berasal dari bagaimana kita memandang kebendaan dan pengaruhnya untuk hidup kita.
Sejauh apapun kita mengusahakan mempunyai barang sesedikit mungkin, tapi kalau kita masih senang belanja dan menganggap hidup kita lengkap dengan memiliki banyak barang, maka kita akan kembali dikelilingi oleh benda-benda, yang belum tentu semuanya kita butuhkan.
Tapi bukan manusia namanya kalau nggak berbuat khilaf. Kita akan jatuh bangun. Normal ya guys. Yang penting, kalau habis jatuh terus bangun lagi, jangan malah membangun tempat yang nyaman di lokasi jatuh kita itu.
Tulisan ini saya buat semata-mata memang untuk mengingatkan saya sendiri, yang sering lupa diri kembali menggemukkan isi rumah. Piling kitchen utensils, koleksi benda lucu atau pelit bagi-bagi barang. Padahal setelah kita belanja, kita sering nyesel ya. Nyeselnya macam gertak sambel, cuma sesaat. Besokannya belanja lagi. Ampuun.
Dari hasil penelusuran bahan bacaan tentang hidup minimalis dan mencermati bagaimana supaya kita tetap menjaga pola hidup minimalis, saya menemukan beberapa tips untuk menjaga pola hidup minimalis ini tetap bisa berjalan.
Tips Menjaga Pola Hidup Minimalis
- Membuat daftar barang yang tidak dibutuhkan
Siapa yang suka beres-beres, trus menemukan barang yang sudah 6 bulan atau lebih nggak terpakai? Saya sering, dan kalau ditanya mau diapakan barang itu, pasti saya akan merespon, “Biarkan waktu yang akan menjawabnya.”
Halah.
Padahal ternyata 6 bulan kemudian itu barang nggak kepake juga. Hayo, pernah ngalamin juga gak?
Saya mau mencoba tips ini. Ketika kita beres-beres lalu menemukan barang seperti ini, taruh dalam daftar “BARANG UNFAEDAH”. Ketika suatu ketika saya beres-beres lagi dan menemukan barang ini belum tersentuh, artinya si barang harus dikeluarkan.
Harus bisa!
- Singkirkan barang sama yang jumlahnya lebih dari satu
Maksudnya barang yang sama disini adalah barang yang benar-benar sama fungsinya. Misalnya wajan. Kalau menurut kita punya satu wajan sudah cukup, kenapa harus punya dua. Yang akhirnya mengambil spaca dalam lemari dapur kita.
Kecuali memang keduanya sangat dibutuhkan untuk menunjang produktivitas kita.
- Ciptakan rumah yang bebas dari tumpukan barang
Punya rumah yang rapi, nggak dipenuhi tumpukan barang itu memang impian saya banget. Tapi sampai saat ini, saya masih punya beberapa area yang harus dirapikan supaya clutter free.
Siap-siap deh buangin barang yaa.
- Menurunkan standar kebutuhan
Kembali ke kebutuhan dasar bukan berarti kita downgrading hidup kita. Seringkali kita berlebihan terhadap sesuatu, padahal sejatinya kebutuhan kita sebenarnya nggak sebanyak itu.
Misalnya dalam hal pakaian. Berapa banyak sih yang kita butuh. Sebetulnya asalkan ketika mau pakai baju, ada baju yang tersedia dan dalam kondisi bagus, artinya kita nggak perlu punya banyak-banyak kan.
Coba yuk kita hitung-hitungan lagi seberapa besar kebutuhan dasar kita.
- Menerapkan “satu masuk, satu keluar”
Pola satu masuk, satu keluar so far masih bisa diterapkan dan saya menemukan banyak manfaatnya. Selain menjaga agar space kita masih cukup dan nggak menambah clutter, kita juga bisa berbagi dengan orang lain.
Kembali ke empat poin di atas, pola ini bisa membantu.
- Setiap benda, punya tempatnya masing-masing
Pola pikir ini membuat saya berpikir ulang ketika akan membeli sesuatu. Dimana saya akan menaruhnya? Kalau nggak ada, artinya bukan saatnya kita membelinya. Kecuali ada barang lain yang akan kita keluarkan. Jangan gunakan sudut-sudut rumah untuk menumpuk barang.
Kalau kita meletakkan barang di tempatnya masing-masing, rumah bakalan rapiii dan kita gampang juga saat mencari sesuatu.
- Daripada beli barang, mending buat traveling
Yang sepakat angkat tangan…😊
Yes, saya sekarang lebih memilih ngumpulin uang buat traveling daripada upgrading ponsel atau beli barang baru. Mengumpulkan kenangan dan pengalaman akan bikin kita kaya hati. So…yuk ah traveling.
Nah, susah atau nggak menerapkan tips di atas. Kayaknya nggak ya. Kalau temen-temen lebih suka suasana yang lapang, tentunya pola hidup minimalis bisa menjadi pilihan. Bagaimana memulainya, silakan baca tulisan saya tentang “Memulai Hidup Minimalis” ini. Dan nantikan sharing pengalaman saya yang lain tentang menjalani pola hidup minimalis.
Cheers.
AKu lagi beberes rumah terus nih, keluari2n barang yang memang sekiranya gak aku pakai lagi tapi masih bagus. Ada beberapa orang yang mau nampung juga Allhamdulillah. Rasanya jadi lebih luas rumah setelah mengeluarkan sebagian 🙂
Yang terakhir aku ikut ngacuuunggg..
Jadi kita traveling aja ya, ga usah beberes kan? 🙈
Mbaa, aku nih belakangan termasuk susah untuk membuang barang yang unfaedah. Lihat satu pengen beli. Boleh dibilang lapar mata. Tapi aku sellau berusaha untuk menahan sih mba. Doakan ya 🙂
Aku juga sudah mulai sistem satu keluar satu masuk tapi kayaknya kebanykan keluarnya dan lebih steuju mba mending buat travelling dananya hehehe..
entah ya apa sudah jadi emak2 jadi suka mikir banyak kalau mau beli apa-apa ah mendingan ini dan itu wkwkk banyak pertimbangnnya yah
Mbakkkk sepertinya aku belum sanggup mengikuti tips diatassss kebanyakan masih sering aku lakukan hiks, bismillah ya mba.. pelan pelan, semoga aku bisa menerapkan hidup minimalis dan sepertinya lebih damai hidup minimalis itu
Yup, bagian terakhir itu, targetku.
Menabung dan bisa travelling.
Sedangkan hal-hal lain, I am working on it.
Seperti kata “Kotak”, pelan-pelan saja…
Pengin juga menerapkan pola hidup minimalis sesuai prinsip konmarie, hanya saja suamiku itu loh yang masih agak tidak menunjang dengan gaya hidup ini. Hobi banget bebelian sembarang macam. Terutama kaos dan koleksi diecast :))
Aku sendiri paling hobi buang-buangin barang. Kalau pas bebenah bisa dapet bertumpuk-tumpuk yang bisa kubuang. Mulai dari mainan yang rusak (anakku enggak rela coba melepas mobil-mobilannya yang udah buntung rodanya) hingga berbagai buku yang sudah tidak terpakai.
Aku juga lbh suka minimalis, alhamdulillah sih kl untuk 1 masuk, 1 kluar udah diterapin mbak ke baju dan semacamnya. Enak punya barang sesuai kebutuhan 🙂 Thanks sdh diingatkan
syukaa tipsnya mbak bisa diaplikasikan apalagi tips terkahir mantul nih daripada beli brang mending travelling setuju 100%
Nah membuang barang yang udh ga kepakeblagi ini nih yang aku masih sulit kak, kadang pikiran tuh masih aja berkutat di ‘nanti pasti butuh’ gitu… kira kira gimana cara milihnya sih, antara barang yang beneran ga kepake sama barang yang suatu saat nanti pasti dibutuhin?
Seperti yg saya tulis di postingan, kita cek apakah selama 6 bulan kita gak cari dan pake barang itu. Kalo nggak cari, artinya kita gak butuh2 banget dan bisa dieliminasi. Selamat mencoba ^^
Pengen minimalis begini tapi aku punya barang justru dari sponsor nih. Sebagian udah dibagiin, eh tetap banyak. Trus banyak buku-buku juga euy. Mau dijual atau dikasih ke orang kok sayang hehe
Makasih banget remindernya, Mba Anne. Alhamdulillah sebagian besar udah dipraktekin. Apalagi karena aku suka pindah², jadi otomatis maleees punya barang banyak². Baju seperlunya, perabot pun seperlunya. Suka heran dulu tetangga karena kupunya wajan satu doang, hahaha.
Keren
wah terima kasih tipsnya mbak. Saya juga tertarik dengan hidup mininalis cuma belum menerapkan semua tips yang disebutkan di atas ini. Sejauh ini sih saya berusaha untuk tidak menambah banyak barang2 baru di rumah. Yap daripada uangnya dipake beli barang2 yang ujungnya cuma menambah tumpukan di rumah mending ditabung buat traveling ya mbak.
Kayanya semua nya oke yaa..
Kalau melihat barang, langsung efek spark joy nya kluar.
Jadi,
Keknya aku belom bisa menuju gaya hidup minimalis.
Hiiks~
Aku kadang mau meminimalisasi barang yang di rumah mba. Tapi ibuku sayang untuk dibuang kwkwkwk gemes kan jadinya hehehe
Kami juga mulai berbenah nih di rumah. Anak-anak juga diajarin untuk memiliki barang yang benar2 dibutuhkan aja.
Sepakaat banget tips yang terakhir hahaha ngusahain untuk lebih sering nabung buat pengalaman traveling ketimbang beli barang baru yang nggak terlalu penting :))
Kuncinya memang declutering dan disiplin untuk sortir dan buang barang ya mbaa.. aku tuh paling susah hehehe..
Nahh jeleknya aku nih masih banyak barang yang unfaedah yang aku simpen di rumah. Hiks
akk bagus banget tips nya inii.. aku suka! reminder juga nih buat aku, aku udah lama niat menerapkan ini, termasuk konmari, tapi belum sempet beberes sampai sekarang, haha.. memang harus disediakan waktu ya dan berfikir minimalis selalu 😀
betul banget mbak, hidup minimalis lbh bikin ayem yaaaa. Ini aku jg mau sortir2 barang lagi biar rumah keliatan legaan dan berusaha banget gak beli2 lagi kalau enggak butuh banget 😀
Menurunkan standar keinginan ini yang harus dibenahi ya mbak
Aku udah lama sih memulai ini, dan semoga istiqomah
Wahhh saya nih suka numpuk barang, lemari sampe full saking banyaknya. Insyaallah kalo cuti nanti mau sortir barang-barang yang gak kepake ahhh, mau ngosongin lemari biar lebih lega 🙂
Yang nomor 7 itu, bisa diganti gak? Dari pada buat beli barang baru, mending kumpul dananya buat tambah-tambah dana bangun rumah, hehehe 🙂
Boleh mbaaa, bebas. Hahaha. Kalo aku kan lg ngumpulin buat jalan2, makanya nulis itu.
Sepakat dengan tips nya. Saya juga nggak suka nimbun barang. Tiap ada yang dibeli (terutama baju) pasti ada beberapa juga yang dihibahkan (yang masih bagus dan layak pakai) aja sih.
Duh, rumahku penuh dengan timbunan perkakas, Mbak. Apalagi aku masih serumah sama orangtuaku. Noh, lemari belakang isinya, Ya Allah, pengen kuberesin semua tapi ibuku nggak bolehin. Ya sudah ngalah saja.
Ciptakan rumah yang bebas dari tumpukan barang. Ini nih haha.. rumah selalu jadi tempat paling nyaman untuk menumpuk barang.
Kemarin saya baru bongkar2 juga, sortir barang-barang yang tidak terpakai lagi, kalau tidak bakal numpuk dan jadi sarang nyamuk.
bener banget bunda, kadang suka beli barang cuma karena khilaf.. akhirnya menumpuk.