
Di awal Ramadhan, semangat kita begitu membara. Bahagia karena Allah menyampaikan usia kita pada bulan suci mulia ini. List kita cukup panjang untuk membuat resolusi (eh, nggak lupa bikin target apa saja yang pengin kita raih selama Ramadhan, kan?). Ada yang ingin khatam satu juz, dua juz, hingga 10 juz sehari. Ada yang berencana I’tikaf selama sepuluh hari full, ada yang hanya beberapa hari sesuai kondisi. Dan beberapa target lain, termasuk menurunkan berat badan #ehh.
Target kita masing-masing pasti berbeda, disesuaikan kemampuan. Tapi yang pasti sama adalah rasa suka cita kita tatkala momen Ramadhan mulai terasa. Apalagi di hari pertama, semangat untuk tarawih begitu menggebu-gebu hingga masjid begitu penuh jama’ah. Acara ngabuburit sore pun dimanfaatkan. Bandingkan saja, ramainya sore hari di bulan Ramadhan dengan sore hari di bulan lainnya. Tilawah juga, minggu pertama bisa lancar tamat minimal satu juz sehari. Kalau target saya sih sederhana, baca di Keep Our Ramadhan Simple.
Namun, tidak ada perjuangan tanpa ujian bukan? Meski di awal kita sudah membuat banyak target dan optimis menjalankannya, ujian itu akan tetap ada. Mulai dari ujian berupa haid (yang suka bikin berat naik lagi pas mau memulai), sakit, sibuk hingga ujungnya adalah malas. Iya, malas. Seperti yang saya alami saat ini, makanya saya paksa buat menulis tulisan ini.
Masalah, Ramadhan tidak datang setiap saat. Momen ini hanya kita rasakan satu bulan dalam setahun. Seringnya, di akhir Ramadhan kita menyesal karena kurang optimal. Menjalankannya setelah lewat bulan Syawal, pasti godaannya lebih berat. Justru, kita kan inginnya bertransformasi menjadi kupu-kupu usai menjalankan puasa ini ya.
“Ramadhan diibaratkan adalah kepompong, yang menjadi wadah para Mukminin untuk mengubah diri. Yang sebelumnya bagaikan ulat yang belum cantik dan menjelma menjadi kupu-kupu cantik di akhirnya.”
Jadi, perlu dong nih saya semangat lagi. Apalagi di sepuluh terakhir pan puncak-puncaknya ya, dimana banyak sekali sajian berkah dan ampunan buat kita yang optimal beribadah. Yuk, simak tips-tips yang saya kumpulkan dari ilmu yang terserak.
7 Tips Konsisten Ibadah Ramadhan
- Berkumpul dengan teman-teman satu frekuensi
Biasanya, kalau energi kita mulai melemah bertemu dengan orang-orang yang full charged energy, semangatnya kan menulari kita. Melihat bagaimana teman-teman yang bersemangat dan ruhiyah bagus pasti akan bikin kita ikut semangat. Berdiskusi dan menemukan cara mereka untuk tetap konsisten menjalani hari-hari Ramadhan bisa menjadi salah satu teknik charging ruhiyah kita.
- Menghadiri majelis ilmu
Bulan Ramadhan, makin banyak tempat-tempat pengajian yang bisa kita ikuti. Rajin-rajin saja sholat jamaah di masjid, ini menjadi salah satu cara paling efektif menemukan majelis ilmu. Menghadiri halaqah atau taklim yang diadakan di masjid akan membuat kita terus semangat beribadah Ramadhan. Di televisi dan radio juga kita bisa menemukan banyak siraman ruhani. Alih-alih menonton acara nggak jelas yang banyak joget, gosip atau sinetron, nonton acara siraman ruhani akan membantu kita yang ingin menaikkan lagi semangat ibadah yang sempat turun.
- Saling mengingatkan sesama anggota keluarga
Siapa lagi yang paling dekat dengan kita selain anggota keluarga, baik yang dekat maupun yang jauh. Sekarang, yang jauh pun terasa dekat karena terhubung lewat media sosial. Kalau ada yang share broadcast tentang tausiyah atau hikmah, jangan dilewat. Dibaca dengan hati lapang dan bersih, akan membuat ilmunya mudah kita resapi.
- Tetap sibuk
Iyes. Pengalaman pribadi banget nih. Selama Ramadhan, maksudnya ingin fokus di rumah. Semua kegiatan outdoor dihentikan. Tapi jadinya malah bikin malas dan ngantuk. Enaknya tetap beraktifitas seperti biasa deh. Manajemen waktunya yang dijaga agar kegiatan tidak terlalu melelahkan dan bikin haus.
- Memanfaatkan waktu luang
Kalau biasanya, jam-jam istirahat kita pakai untuk makan siang, ngopi, mengobrol bersama teman atau baca-baca medsos, waktu luang Ramadhan bisa kita manfaatkan untuk membaca buku agama dan tilawah. Biasanya sih kalau kebanyakan waktu terbuang untuk ngobrol nggak jelas, semangat ibadah jadi turun. Atau waktu kita untuk baca Al Qur’an jadi kehabisan. Kalau waktu kita sudah efektif, lebih mudah mengatur waktu luang untuk ibadah.
- Stay fit dengan makanan sehat dan gizi seimbang
Ternyata makanan mempengaruhi semangat kita beribadah lho. Iya jelas. Kalau kita makan sahurnya kurang, jadi lemes. Kalau kebanyakan, jadi bawaannya ngantuk melulu. Baiknya sih secukupnya aja, dan seimbangkan jumlah karbo, protein dan airnya. Intinya sih, sesuaikan aja dengan kondisi tubuh enaknya makan apa. Pilih yang awet kenyangnya dan bikin tubuh fit. Kalau badan seger, ibadah akan semangat juga kan.
- Terus mengingatkan diri dengan target yang dibuat di awal
Jangan sampai, habis bikin target trus kita lewatkan. Target kan gunanya untuk pengingat, supaya kita bisa keep on track. Tulis target kita di kertas dan tempel di jidat tempat-tempat yang sering dilewati, misalnya meja kerja atau kulkas (iya, soalnya saban kali ngelongok isi kulkas mulu, kan). Di sini kita berusaha jadi motivator diri kita sendiri. Apa sih yang ingin kita raih lewat target ini? Kenapa kita mau susah-susah berjuang menjalankan ibadah?
Nah, itu tips yang berhasil saya kumpulkan dari beragam sumber ilmu dan perenungan (halah). Bener deh, Ramadhan ini hanya sekali dalam setahun. Bisa jadi ini Ramadhan terakhir kita. Kalau kita lewatkan begitu saja tanpa mengisinya dengan ibadah, apa nggak sayang. Karena fasilitas pahala dan kenikmatannya belum tentu bisa kita dapatkan di bulan-bulan lain.
Tulisan ini saya buat untuk pengingat saya di Ramadhan kali ini dan yang akan datang. Alhamdulillah kalau tipsnya bisa dimanfaatkan untuk teman-teman juga. Mohon maaf kalau ada kekurangan, ya.
Kalo saya pakai jurnal ramadhan jd tiap hari isi terus evaluasi deh, jurnalnya lucuk gitu warna warni dapet dari temen hihi :))
wooowww…lihat dong mba jurnalnya.
Pe Er banget nih tetep konsisten terutama ngejar tadarus kalau abis berhalangan :p
Iya Nia, setelah haid itu suka susah lagi naiknya. Trus pake ngejar ketinggalan pula.
Terima kasih atas remindernya. Aku awalnya juga semangat, tapi kadang kalau udah di tengah suka kendur semangatnya hehehehe
Sama Lia..dan di akhir makin turun…huhuhu
berkumpul dengan teman yg satu semangat itu perlu
Banget banget banget
Apa daya mba Anne…aku kok flat banget ya ramadhan ini. Kerja flat…ibadah flat…ngeblog flat..lha fokusnya ndak ada..
Lho kenapa? Pasti ada penyebabnya dan bisa dicari solusinya. Semangaaat.
Waktu puasa kemarin justru saya pilih yang sibuk terus. Alasannya karena produksi di pabrik banyak banget dan diminta buat lembur.
Alhasil selama puasa saya kerja 12 jam terus tanpa libur. Ibadah jadi keteteran.
Semoga kerja kerasnya jadi amal ibadah yg pahalanya semakin berlipat di bulan Ramadhan